DENPASAR, BALI EXPRESS – Baru-baru ini viral di media sosial, Nengah Budiasa, 44, yang bekerja menggunakan masker dari batok kelapa. Tukang parkir yang mangkal di Bank Mandiri Tohpati, Jalan WR Supratman Denpasar ini pun berhasil mencuri perhatian sekitarnya karena masker anti mainstreamnya.
Ditemui di lokasi, pria asal Desa Demulih, Bangli, ini menggunakan masker batok kelapa karena selama ini merasa kesulitan saat akan meniup lepri. “Mau niup lepri harus diturunkan maskernya, setelah itu naikkan lagi, kan kotor jadinya. Di rumah saya dapat ide menggunakan batok kelapa, langsung saya eksekusi, isi lepri, lem, beres,” ujarnya Kamis (2/9).
Masker yang dikenakannya terbuat dari batok kelapa yang dihaluskan bagian sisinya. Kemudian bagian sampingnya dilubangi untuk tali masker. Sementara itu, pada bagian hidung dibuat sedikit cekung mengikuti kontur hidungnya. Dan pada bagian mulut ia lubangi dan kemudian diisi lepri lalu dilem. Masker batok kelapanya pun menarik perhatian nasabah bank, apalagi Budiasa selalu melucu kepada setiap yang datang.
“Mau ke kanan atau kiri,” begitu Budiasa akan bertanya kepada nasabah bank yang menyodorkannya uang parkir. Setelah mengetahui arah tujuan nasabah ke kiri atau ke kanan, ia pun berlari ke pinggir jalan dan membantu menyeberang.
Budiasa mengatakan, dengan menggunakan masker batok kelapa, ada banyak respons dari para nasabah bank. “Banyak yang bilang lucu, keren, kreatif. Daripada pakai masker kotor, ini kan lebih baik,” tuturnya.
Tak hanya simpel, Budiasa mengaku, menggunakan masker batok kelapa ini ia bisa mengirit pengeluaran karena tak usah beli masker lagi. “Setiap hari ganti masker kan lumayan itu, dengan ini kan gampang dan irit, kalau kotor tinggal cuci saja. Maunya akan saya isi motif ini,” ungkapnya.
Budiasa sudah mulai bertugas jadi tukang parkir dari pukul 07.00 Wita hingga pukul 15.00 Wita. Sebelum menjadi tukang parkir, dirinya sempat bekerja sebagai sopir pariwisata. Ia sopir spesialis untuk wisatawan dari India. Sebelumnya dirinya juga sempat bekerja di garmen, lalu pindah ke hotel sebelum menjadi sopir pariwisata. Tahun 2020 awal, dirinya mulai kehilangan pekerjaannya karena pandemi Covid-19. “Saya nyerep jadi tukang parkir sejak tahun 2020. Markirnya keliling di kawasan Kesiman Kertalangu,” jelasnya.
Kemudian pada Mei 2021, ia pun akhirnya menjadi tukang parkir tetap dan tugas di Bank Mandiri. Karena pintar melucu dan menghibur nasabah bank yang parkir di sana, dirinya sering mendapat bayaran lebih. Dalam sehari, dari pekerjaannya sebagai tukang parkir ia mendapat Rp 70 ribu hingga Rp 80 ribu bersih setelah dipotong setoran.
“Parkirnya Rp 1.000, tapi kadang dikasi Rp 2 ribu, kadang Rp 5 ribu. Astungkara, saya hanya memberikan pelayanan terbaik, rezeki sudah ada yang ngatur,” katanya.(ika)