DENPASAR, BALI EXPRESS- Masa pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat yang kembali diperpanjang sampai 16 Agustus mendatang, tidak saja membawa dampaknpada aktivitas ekonomi, namun juga berdampak pada stok plasma kinvalesen dan stok darah di PMI.
Ketua Perhimpunan Donor Darah Indonesia (PDDI) Provinsi Bali, Ketut Pringgantara mengatakan sejak bulan Juni lalu, stok plasma konvalesan mengalami penurunan hingga 50 persen. “Apalagi sejak diterapkannya PPKM, stok plasma konvalesen semakin menurun, bahkan kami peenah kehabisan stok pada awal Juli lalu,” jelasnya Kamis (12/8).
Penurunan stok ini, dikatakan Pringgantara karena jumlah pasien positif covid-19 dengan gejala berat mengalami peningkatan, sehingga permintaan terapi plasma konvalesen juga mengalami peningkatan.
Untuk memenuhi kebutuhan stok plsma konvalesen ini, Pringgantara mengatakan pihaknya terus melakukan sosialisasi dan kerjasama donor plasma konvalesen kepada masyarakat. Salah satunya adalah dengan melibatkan BPBD Kota Denpasar, Dinkes Provinsi Bali dan ASN di Bali.
Untuk aktivitas donor ini, Pringgantara mengatakan pihaknya menargetkan bis mengambil sebanyak 120 sample. “Namun demikian, dari 120 samole ini, tidak semua bisa menjadi donor, samole uni harus dinyatakan lulys tes baru bis kmi ambil plasmanya,” ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Unit Donor Darah (UDD) PMI Provinsi Bali, dr. I Gede Wiryana Patra Jaya, M.Kes, mengatakan selain stok plasma yang mengalami penurunan. “Sama halnya dengan plasma konvalesen, stok darah di PMI juga mengalami penurunan karena penggunaan darah juga cukup banyak,” jelasnya.
Permintaan transfusi darah ini, diakui dr. Patra digunakan untuk merawat pasien covid maUpun non covid-19, seperti pasien yang menjalani operasi besar, pasien penyakit kronis dn lain sebagainya yang jumlahnya terus meningkat per harinya.