29.8 C
Denpasar
Saturday, June 10, 2023

Tips Mengatasi Demam Berdarah

DENPASAR, BALI EXPRESS – Selama bulan Januari 2022, jumlah pasien demam berdarah di Kota Denpasar mencapai 35 orang. Meskipun jumlahnya belum mencapai angka pasien demam berdarah di bulan Desember 2021 sebanyak 46 orang, namun jumlah pasien demam berdarah di bulan Januari 2022 sudah termasuk tinggi.

Tidak saja menyerang orang dewasa, demam berdarah juga menyerang anak-anak, bahkan demam berdarah dengue (DBD) bisa berujung ke kematian anak di sebagian negara Asia, termasuk Indonesia.

Karena itulah, menurut dokter umum di Denpasar, dr. Danendra Dhany, selain memberantas sarang nyamuk dan melakukan foging secara berkala, cara terbaik untuk mencegah penyakit demam berdarah, adalah dengan memperkuat sistem imun. “Karena dengan sistem imun tubuh yang kuat, maka penyakit demam berdarah tidak beresiko fatal,” jelasnya.

Dilanjutkan dr. Dhany, penyakit demam berdarah ini disebabkan oleh virus dengue yang dibawa oleh nyamuk Aedes aegypti yang populasinya mengalami peningkatan pada musim hujan, khusunya di daerah beriklim tropis seperti Indonesia.

Baca Juga :  Puluhan Warga Pinge Diare, Diduga Keracunan Bekal Tangkil ke Besakih

Sehingga ketika digigit nyamuk ini, seseorang dengan sistem imun yang lemah bisa mengalami sakit demam berdarah. Dilanjutkan dr. Dhany, kadang kala gejala demam berdarah tidak timbul pada semua orang. Gejala ringan biasanya akan muncul selama rentan waktu empat hari hingga dua minggu setelah digigit nyamuk Aedes aegypti.

Biasanya, gejala demam berdarah akan berlangsung selama 2-7 hari, seperti mengalami demam tinggi, munculnya rasa sakit pada bagian belakang mata, sendi, otot, ataupun tulang. “Selain itu bisa juga muncul ruam pada sebagian besar tubuh hingga pendarahan ringan melalui hidung atau pada gusi,” lanjutnya.

Lantas seperti apa jika mengalami serangan demam berdarah? Dilanjutkan dr. Dhany, ada beberapa tips yang bisa dilakukan di rumah sebelum melarikan pasien ke Rumah Sakit, seperti, beristirahat yang cukup sehingga bisa memulihkan tenaga, selanjutnya adalah memperbanyak asupan cairan dan makanan bernutrisi.

Baca Juga :  Virus Korona yang Ditakuti Dunia; Gejala Awal Batuk, Flu, hingga Demam

Jika demam terus berlanjut, maka pasien bisa diperiksakan ke dokter, biasanya dokter akan memberikan paracetamol atau acetaminophen untuk meredakan demam dan nyeri. Selain itu, dokter akan memberikan terapi infuse sebagai bagian dari proses perawatan.

Namun bagi pasien anak, tidak disarankan untukmemberi obat ibuprofen atau aspirin karena dikhawatirkan dapat berdampak buruk kepada jumlah trombosit darah. “Namun jika dalam kurun waktu 24 jam anak mengalami muntah disertai penurunan kondisi secara umum, segera bawa anak ke Rumah sakit untuk mendapatkan pertolongan,” tambahnya.






Reporter: IGA Kusuma Yoni

DENPASAR, BALI EXPRESS – Selama bulan Januari 2022, jumlah pasien demam berdarah di Kota Denpasar mencapai 35 orang. Meskipun jumlahnya belum mencapai angka pasien demam berdarah di bulan Desember 2021 sebanyak 46 orang, namun jumlah pasien demam berdarah di bulan Januari 2022 sudah termasuk tinggi.

Tidak saja menyerang orang dewasa, demam berdarah juga menyerang anak-anak, bahkan demam berdarah dengue (DBD) bisa berujung ke kematian anak di sebagian negara Asia, termasuk Indonesia.

Karena itulah, menurut dokter umum di Denpasar, dr. Danendra Dhany, selain memberantas sarang nyamuk dan melakukan foging secara berkala, cara terbaik untuk mencegah penyakit demam berdarah, adalah dengan memperkuat sistem imun. “Karena dengan sistem imun tubuh yang kuat, maka penyakit demam berdarah tidak beresiko fatal,” jelasnya.

Dilanjutkan dr. Dhany, penyakit demam berdarah ini disebabkan oleh virus dengue yang dibawa oleh nyamuk Aedes aegypti yang populasinya mengalami peningkatan pada musim hujan, khusunya di daerah beriklim tropis seperti Indonesia.

Baca Juga :  Cakupan Vaksinasi Covid-19 Bagi Penyandang Disabilitas Hampir Tercapai

Sehingga ketika digigit nyamuk ini, seseorang dengan sistem imun yang lemah bisa mengalami sakit demam berdarah. Dilanjutkan dr. Dhany, kadang kala gejala demam berdarah tidak timbul pada semua orang. Gejala ringan biasanya akan muncul selama rentan waktu empat hari hingga dua minggu setelah digigit nyamuk Aedes aegypti.

Biasanya, gejala demam berdarah akan berlangsung selama 2-7 hari, seperti mengalami demam tinggi, munculnya rasa sakit pada bagian belakang mata, sendi, otot, ataupun tulang. “Selain itu bisa juga muncul ruam pada sebagian besar tubuh hingga pendarahan ringan melalui hidung atau pada gusi,” lanjutnya.

Lantas seperti apa jika mengalami serangan demam berdarah? Dilanjutkan dr. Dhany, ada beberapa tips yang bisa dilakukan di rumah sebelum melarikan pasien ke Rumah Sakit, seperti, beristirahat yang cukup sehingga bisa memulihkan tenaga, selanjutnya adalah memperbanyak asupan cairan dan makanan bernutrisi.

Baca Juga :  Konsentrasi Tertinggi Saat Ponton Proyek Tol Bali Mandara Miring

Jika demam terus berlanjut, maka pasien bisa diperiksakan ke dokter, biasanya dokter akan memberikan paracetamol atau acetaminophen untuk meredakan demam dan nyeri. Selain itu, dokter akan memberikan terapi infuse sebagai bagian dari proses perawatan.

Namun bagi pasien anak, tidak disarankan untukmemberi obat ibuprofen atau aspirin karena dikhawatirkan dapat berdampak buruk kepada jumlah trombosit darah. “Namun jika dalam kurun waktu 24 jam anak mengalami muntah disertai penurunan kondisi secara umum, segera bawa anak ke Rumah sakit untuk mendapatkan pertolongan,” tambahnya.






Reporter: IGA Kusuma Yoni

Most Read

Artikel Terbaru