DENPASAR, BALI EXPRESS- Menteri Luhut Binsar Pandjaitan menyebutkan jika gejala dari virus covid-19 varian omicron sangat umum, yakni mengalami batuk pilek biasa. Sehingga bagi masyarakat yang mengalami batu pilek, diharapkan segera melakukan pemeriksaan lebih lanjut.
Terkait pernyataan Menteri Luhut tersebut, Dokter konsultan Mikrobiologi Klinik RSUP Sanglah, Dr. dr. Ni Made Adi Tarini, Sp. MK (K), dalam pemaparannya Rabu (26/1) menyebutkan meskipun gejala yang ditimbulkan oleh varian Omicron memang seperti virus biasa. “Namun dampaknya bagi kelompok rentan belum bisa dipastikan, karena data klinisnya belum ada,” jelasnya.
Tetapi meskipun seperti flu biasa, dilanjutkan dr. Adi data atau angka kematian pasien covid-19 varian omicron di Indonesia sudah ada. Karena itu, dr. Adi mengakui pihaknya belum berani menyimpulkan apakah varian omicron ini sebagai varian dengan gejala ringan ataukah varian ini bisa menjadi ganas pada kelompok rentan, seperti kelompok dengan komorbid, kelompok lansia dan kelompok tanpa vaksin.
Namun demikian, dr. Adi mengakui jika penyebaran varian omicron memang lebih cepat dari varian lainnya, termasuk varian Delta. Dari data yang disebutkannya, penyebaran varian omicron mencapai 3,2 kali lebih cepat jika dibandingkan dengan varian Delta, alfa dan varian lainnya.
Kondisi ini disebutkan dr. Adi bisa dilihat dari jumlah pasien covid-19 dari varian omicron sudah mencapai angka 1400-an untuk di seluruh Indonesia dalam kurun waktu empat minggu. Sedangkan untuk di Bali datanya juga sudah cukup tinggi yakni mencapai 96 kasus.
Namun demikian, dr. Adi mengakui pasien covid-19 yang ada di Bali belum bisa dikatakan seluruhnya adalah varian omicron. Karena hasil skuensi virus yang dilakukan di Jakarta belum keluar. Sehingga meskipun di Bali sudah terjadi peningkatan kasus covid-19 namun dr. Adi mengaku pihaknya belum berani memastikan apakah itu varian omicron atau tidak.
Untuk gejala dari varian omcron ini, dr. Adi mengakui memang cukup ringan jika dibandingkan dengan virus covid-19 varian lainnya. Gejala varian omicron adalah batuk, pilek, meriang dan sakit kepala. “Namun dari seluruh gejala yang ditimbulkan, varian omicron tidak menyebabkan kondisi anosmia atau seseorang yang terpapar kehilangan indra penciumannya,” paparnya.
Meski diakui gejala yang ditimbulkan mirip flu biasa, namun dr. Adi berharap masyarakat tidak abai. “Ini karena data klinis dari varian omicron ini belum ada, sehingga kondisi lanjutannya belum bisa dipastikan, untuk itu masyarakat diharapkan tidak menyepelekannya,”tambahnya.