28.7 C
Denpasar
Thursday, June 8, 2023

Perpustakaan LP Tabanan; Sempat Alami Vakum, Koleksi Buku Masih Minim

BALI EXPRESS, TABANAN – Menghuni hotel predeo setelah melakukan tindakan melawan hukum tentu diharapkan membuat para narapidana jera. Namun setelah bebas nanti, mereka juga diharapkan dapat menjalani hidup lebih baik dan selalu mengingat pengalaman mereka di dalam Lembaga Pemasyarakat (Lapas). Dan untuk mengisi waktu para narapidana (napi), Lapas pun menyediakan fasilitas perpustakaan sehingga para napi tetap bisa membaca dan mendapatkan ilmu pengetahuan. Seperti apa?

 

Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIB Tabanan menyediakan dua buah rak berukuran sedang ditempatkan di aula Lapas yang digunakan untuk menyimpan ratusan buku. Kapan saja, para napi dapat membaca buku-buku tersebut. Sayangnya, jumlah buku pada perpustakaan Lapas Tabanan masih terbilang minim.

Berbagai aktifitas dilakukan setiap hari oleh para napi, namun mereka tetap menyempatkan diri untuk membaca buku di perpustakaan ini. Koordinator Perpustakaan, Sugiono, yang merupakan narapidana kasus narkotika menjelaskan, bahwa saat ini sekitar 200 buku di perpustakaan Lapas Tabanan. Buku-buku itu terdiri dari buku tentang budidaya, keterampilan, pengetahuan umum, pendidikan, hingga buku keagamaan dan motivasi.

Baca Juga :  Airnya Terasa Asam, Diyakini Sembuhkan Penyakit Kulit

“Adanya perpustakaan ini sangat bermanfaat bagi kami untuk menambah wawasan dan mengisi waktu,” ujarnya.

Pria asal Jember yang sebentar lagi akan menghirup udara bebas karena telah tuntas menjalani masa hukumannya ini menambahkan, buku-buku tersebut merupakan bantuan dari Pusat, dimana perpustakaan di Lapas Tabanan ini mulai aktif kembali pada November 2017 lalu. “Sebelumnya memang sudah ada, hanya saja baru aktif lagi bulan November 2017 lalu,” sambungnya.

Setiap harinya ada sekitar 5 hingga 7 orang napi yang membaca di perpustakaan ini. Hal itu menunjukkan antusias para napi sangat tinggi, karena dengan membaca buku mereka dapat menambah wawasan. “Banyak yang baca tentang budi daya dan keterampilan, sehingga nanti setelah keluar dari Lapas,” lanjut Sugiono.

Baca Juga :  Melihat Potensi Anis Merah di Banjar Kebonjero, Desa Munduktemu

Menurutnya, buku yang jumlahnya masih sangat terbatas adalah buku tentang kerohanian dan motivasi. Padahal buku kerohanian dan motivasi sangat diminati para napi. “Yang masih dibutuhkan kerohanian dan motivasi,” sambungnya.

Sugiono pun mengaku keberadaan perpustakaan sangat bermanfaat bagi para napi sehingga ketika nanti ia sudah keluar dari Lapas Tabanan, ia berharap perpustakaan tersebut tetap ada.

Sementara itu, Kasubsi Registrasi dan Bimkemas Lapas Tabanan, I Wayan Sadiasa menjelaskan bahwa dengan jumlah buku yang kini ada di perpustakaan Lapas Tabanan ini masih sangat kurang melihat antusias para napi cukup tinggi. “Jadi jika ada donatur yang ingin menyumbangkan buku-buku, kami sangat terbuka karena para napi cukup tinggi minat bacanya,” paparnya.


BALI EXPRESS, TABANAN – Menghuni hotel predeo setelah melakukan tindakan melawan hukum tentu diharapkan membuat para narapidana jera. Namun setelah bebas nanti, mereka juga diharapkan dapat menjalani hidup lebih baik dan selalu mengingat pengalaman mereka di dalam Lembaga Pemasyarakat (Lapas). Dan untuk mengisi waktu para narapidana (napi), Lapas pun menyediakan fasilitas perpustakaan sehingga para napi tetap bisa membaca dan mendapatkan ilmu pengetahuan. Seperti apa?

 

Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIB Tabanan menyediakan dua buah rak berukuran sedang ditempatkan di aula Lapas yang digunakan untuk menyimpan ratusan buku. Kapan saja, para napi dapat membaca buku-buku tersebut. Sayangnya, jumlah buku pada perpustakaan Lapas Tabanan masih terbilang minim.

Berbagai aktifitas dilakukan setiap hari oleh para napi, namun mereka tetap menyempatkan diri untuk membaca buku di perpustakaan ini. Koordinator Perpustakaan, Sugiono, yang merupakan narapidana kasus narkotika menjelaskan, bahwa saat ini sekitar 200 buku di perpustakaan Lapas Tabanan. Buku-buku itu terdiri dari buku tentang budidaya, keterampilan, pengetahuan umum, pendidikan, hingga buku keagamaan dan motivasi.

Baca Juga :  Komisi IV DPRD Minta Disdik Serius Tangani PPDB

“Adanya perpustakaan ini sangat bermanfaat bagi kami untuk menambah wawasan dan mengisi waktu,” ujarnya.

Pria asal Jember yang sebentar lagi akan menghirup udara bebas karena telah tuntas menjalani masa hukumannya ini menambahkan, buku-buku tersebut merupakan bantuan dari Pusat, dimana perpustakaan di Lapas Tabanan ini mulai aktif kembali pada November 2017 lalu. “Sebelumnya memang sudah ada, hanya saja baru aktif lagi bulan November 2017 lalu,” sambungnya.

Setiap harinya ada sekitar 5 hingga 7 orang napi yang membaca di perpustakaan ini. Hal itu menunjukkan antusias para napi sangat tinggi, karena dengan membaca buku mereka dapat menambah wawasan. “Banyak yang baca tentang budi daya dan keterampilan, sehingga nanti setelah keluar dari Lapas,” lanjut Sugiono.

Baca Juga :  149 Orang PMI asal Tabanan Telah Jalani Masa Karantina

Menurutnya, buku yang jumlahnya masih sangat terbatas adalah buku tentang kerohanian dan motivasi. Padahal buku kerohanian dan motivasi sangat diminati para napi. “Yang masih dibutuhkan kerohanian dan motivasi,” sambungnya.

Sugiono pun mengaku keberadaan perpustakaan sangat bermanfaat bagi para napi sehingga ketika nanti ia sudah keluar dari Lapas Tabanan, ia berharap perpustakaan tersebut tetap ada.

Sementara itu, Kasubsi Registrasi dan Bimkemas Lapas Tabanan, I Wayan Sadiasa menjelaskan bahwa dengan jumlah buku yang kini ada di perpustakaan Lapas Tabanan ini masih sangat kurang melihat antusias para napi cukup tinggi. “Jadi jika ada donatur yang ingin menyumbangkan buku-buku, kami sangat terbuka karena para napi cukup tinggi minat bacanya,” paparnya.


Most Read

Artikel Terbaru