27.6 C
Denpasar
Friday, March 24, 2023

Sebiji Buah Bisa 2 Kg, Musim Berbuahnya Berbeda

SINGARAJA, BALI EXPRESS – Ukuran buah yang besar membuat banyak orang yang tergiur untuk dapat memiliki pohonnya. Akan tetapi menurut Made Suar, pohon alpukat tersebut tidak mau berbuah seperti induknya bila ditanam dari biji buahnya. Namun apabila tunasnya disambung, maka saat berbuah barulah memiliki buah yang sama dengan indukannya. “Banyak sekali sekarang bibitnya. Kalu sambungan, mau dia berbuah besar-besar. Tapi kalau ditanam ulang dari bijinya. Dia gak mau ngikut besar-besar. Kecil-kecil dia sama seperti alpukat lokal biasa. Aneh memang. Padahal dulu saya tanam dari bijinya. Sekarang tanam biji gak mau seperti itu. Gak habis pikir saya. Aneh,” ujarnya.

Made Suar pun sudah membuktikannya. Di kebun miliknya, banyak ditumbuhi pohon alpukat dari biji buah alpukat alligator itu. Namun saat berbuah, buah alpukat itu tak berukuran besar seperti sebelumnya. Malah lebih menyerupai alpukat lokal. Kecil dan hanya memiliki berat kurang dari 1 kilogram. “Di kebun saya banyak tumbuh yang dari biji alpukat ini. Tapi buahnya tidak sebesar itu. Terus ada banyak juga yang minta buahnya, bijinya ditanam sama juga. Tidak mau mengikuti buah aslinya. Kecil-kecil dia. Syukur saya gak dikomplain. Tapi kalau yang sambungan udah terbukti. Kemana-kemana sudah laku dan buahnya memang besar-besar,” kata dia.

Baca Juga :  Ini Cara Pintar Isolasi Mandiri Covid-19 agar Cepat Pulih

Made Suar pun mengatakan untuk sambungan bawah bebas menggunakan alpukat jenis apa saja. Namun untuk sambungan atasnya, menggunakan tunas dari alpukat alligator. “Kalau sambungan itu bebas bawahnya. Mau alpukat jenis apapun bisa. Nanti disambung pakai tunas yang besar ini. Hasilnya sama kok. Cuma waktu berbuahnya lebih cepat dia. Kekurangannya hanya tidak murni dari biji. Hasil campuran dia,” tambahnya.

Biasanya alpukat alligator akan berbuah pada pertengahan bulan Mei dan Juni. Saat berbuah, buah alpukat alligator bisa mencapai berat 1 kilogram hingga 2 kilogram per buah. Jika dijual eceran, Made Suar mematok harga Rp 30 ribu per kilogram. “Biasanya kalau alpukat saya ini berbuahnya pertengahan bulan Mei dan Juni. Itu sudah panen. Kalau yang lain, alpukat lokal itu bulan April sudah habis. Tapi hanrganya alpukat saya ini tetap dapat harga yang mahal. Sekilonya bisa sampai Rp 30 ribu lebih,” lanjutnya.

Namun berbeda dengan pohon alpukat alligator yang berusia 15 tahun. Pohon yang tumbuh di samping rumahnya itu waktu berbuahnya tidak sama dengan pohon yang berusia 30 tahun lebih. Akan tetapi ukuran buahnya pun tetap sama. Hanya saja buah dari pohon tersebut dijual lebih murah. “Kalau alpukat saya ini berbuahnya tidak barengan sama alpukat yang lainnya. Kalau musim berbuah alpukat sudah habis, alpukat ini baru berbuah. Yang belakangan ini baru 15 tahun umurnya. Tapi hasil panennya lebih dulu dibanding yang satunya. Harganya dapat harga murah dia. Jadi dua pohon ini hidupnya beda-beda. Saya pun tidak mengerti. Per kilonya Rp 15 ribu,” ungkapnya.

Baca Juga :  Jadi Tukang Parkir karena Lanjutkan Pekerjaan Almarhum Suami

Saking banyaknya orang yang berminat dengan bibit pohon ini, di rumah Made Suar juga terdapat bibit siap jual. Ia juga membuat bibit sambungan dari pohon alpukat alligator, kemudian dijualnya. “Kalau yang kesini kadang ada yang minta tunasnya untuk di sambung. Kadang ada yang beli bibit sambungannya juga. Karena banyak juga yang cari bibitnya, ya sudah saya juala juga bibitnya. Sama anak saya yang kelola,” terangnya. (habis)


SINGARAJA, BALI EXPRESS – Ukuran buah yang besar membuat banyak orang yang tergiur untuk dapat memiliki pohonnya. Akan tetapi menurut Made Suar, pohon alpukat tersebut tidak mau berbuah seperti induknya bila ditanam dari biji buahnya. Namun apabila tunasnya disambung, maka saat berbuah barulah memiliki buah yang sama dengan indukannya. “Banyak sekali sekarang bibitnya. Kalu sambungan, mau dia berbuah besar-besar. Tapi kalau ditanam ulang dari bijinya. Dia gak mau ngikut besar-besar. Kecil-kecil dia sama seperti alpukat lokal biasa. Aneh memang. Padahal dulu saya tanam dari bijinya. Sekarang tanam biji gak mau seperti itu. Gak habis pikir saya. Aneh,” ujarnya.

Made Suar pun sudah membuktikannya. Di kebun miliknya, banyak ditumbuhi pohon alpukat dari biji buah alpukat alligator itu. Namun saat berbuah, buah alpukat itu tak berukuran besar seperti sebelumnya. Malah lebih menyerupai alpukat lokal. Kecil dan hanya memiliki berat kurang dari 1 kilogram. “Di kebun saya banyak tumbuh yang dari biji alpukat ini. Tapi buahnya tidak sebesar itu. Terus ada banyak juga yang minta buahnya, bijinya ditanam sama juga. Tidak mau mengikuti buah aslinya. Kecil-kecil dia. Syukur saya gak dikomplain. Tapi kalau yang sambungan udah terbukti. Kemana-kemana sudah laku dan buahnya memang besar-besar,” kata dia.

Baca Juga :  Jadi Tukang Parkir karena Lanjutkan Pekerjaan Almarhum Suami

Made Suar pun mengatakan untuk sambungan bawah bebas menggunakan alpukat jenis apa saja. Namun untuk sambungan atasnya, menggunakan tunas dari alpukat alligator. “Kalau sambungan itu bebas bawahnya. Mau alpukat jenis apapun bisa. Nanti disambung pakai tunas yang besar ini. Hasilnya sama kok. Cuma waktu berbuahnya lebih cepat dia. Kekurangannya hanya tidak murni dari biji. Hasil campuran dia,” tambahnya.

Biasanya alpukat alligator akan berbuah pada pertengahan bulan Mei dan Juni. Saat berbuah, buah alpukat alligator bisa mencapai berat 1 kilogram hingga 2 kilogram per buah. Jika dijual eceran, Made Suar mematok harga Rp 30 ribu per kilogram. “Biasanya kalau alpukat saya ini berbuahnya pertengahan bulan Mei dan Juni. Itu sudah panen. Kalau yang lain, alpukat lokal itu bulan April sudah habis. Tapi hanrganya alpukat saya ini tetap dapat harga yang mahal. Sekilonya bisa sampai Rp 30 ribu lebih,” lanjutnya.

Namun berbeda dengan pohon alpukat alligator yang berusia 15 tahun. Pohon yang tumbuh di samping rumahnya itu waktu berbuahnya tidak sama dengan pohon yang berusia 30 tahun lebih. Akan tetapi ukuran buahnya pun tetap sama. Hanya saja buah dari pohon tersebut dijual lebih murah. “Kalau alpukat saya ini berbuahnya tidak barengan sama alpukat yang lainnya. Kalau musim berbuah alpukat sudah habis, alpukat ini baru berbuah. Yang belakangan ini baru 15 tahun umurnya. Tapi hasil panennya lebih dulu dibanding yang satunya. Harganya dapat harga murah dia. Jadi dua pohon ini hidupnya beda-beda. Saya pun tidak mengerti. Per kilonya Rp 15 ribu,” ungkapnya.

Baca Juga :  Hilang Sejak Januari, Polisi Stop Penyelidikan Lenyapnya Kadek Rifki

Saking banyaknya orang yang berminat dengan bibit pohon ini, di rumah Made Suar juga terdapat bibit siap jual. Ia juga membuat bibit sambungan dari pohon alpukat alligator, kemudian dijualnya. “Kalau yang kesini kadang ada yang minta tunasnya untuk di sambung. Kadang ada yang beli bibit sambungannya juga. Karena banyak juga yang cari bibitnya, ya sudah saya juala juga bibitnya. Sama anak saya yang kelola,” terangnya. (habis)


Most Read

Artikel Terbaru