BALI EXPRESS, DENPASAR – Bergelut di dunia panggung hiburan sebagai seorang Disc Jockey (DJ), memang tidaklah mudah. Terlebih khusus jika dilakoni oleh mereka kaum hawa. Tantangan, persoalan ataupun godaan yang dihadapi oleh para female DJ dari mewahnya euforia ingar-bingar keistimewaan dunia malam, kerap mereka alami. Salah satu contohnya adalah sering di rayu oleh lelaki hidung belang.
Pengalaman itu pula yang juga dirasakan oleh dara cantik kelahiran Solo, yaitu Female DJ Caroline OQ. Saat diwawancarai koran Bali Express (Jawa Pos Group) terkait dirinya yang sangat berpengalaman selama melakoni karir sebagai seorang peramu musik Electronic Dance Music (EDM) sejak tahun 2012 silam ini, tidak mengelak jika persoalan tersebut sudah menjadi hal yang lumrah. Bahkan, lanjutnya, diajak kencan ataupun ‘tidur’ di hotel oleh kaum pria pun pernah ia hadapi saat menjadi resident female DJ di salah satu club di Banyuwagi selama 2 tahun.
“Jadi dulu ceritanya gini, ada tamu naik ke atas stage. Waktu itu dia nunjukin angka nominal uang cukup banyak ke aku. Dan waktu itu dia bilang suka sama aku. Dan bahkan orang itu ajak aku untuk ke hotel temani dia semalam. Ya hal ini sering aku hadapi ya dan sudah menjadi pengalaman menarik aku,” tuturnya dengan sedikit tertawa.
Akan tetapi, Caroline menuturkan jika dirinya tetap berpegang teguh pada komitmen untuk tetap memperlihatkan sikap profesional. Dengan cara yang halus dan tidak menyinggung perasaan pengunjung, dara muda kelahiran 9 Oktober 1992 tersebut menolaknya dengan cara yang halus.
“Biasanya sih aku nanggapinya dengan santai aja dan tidak terlalu saya hiraukan juga. Tapi tetap mengutamakan sikap yang sopan, sehingga dengan sendirinya tamu tersebut akan segan,” ungkap perempuan bertubuh tinggi dan seksi ini. Namun meski demikian, Caroline yang kini berdomisili di Bali mengaku bahwa segudang pengalaman tersebut kian menjadi pedoman sekaligus ‘tameng’ baginya untuk tetap menjaga diri. Terlebih, menggeluti profesi sebagai seorang female DJ adalah passion sekaligus hobi yang memang telah lama diinginkannya.
“Jujur, jadi DJ itu sangat nyaman buat aku. Ada rasa bangga tersendiri, karena hobi yang menjadi profesi,” tandas Caroline.
Penyuka genre musik progresive-psy trance ini memceritakan jika kunci kesuksesan seorang female DJ dalam meniti karir di skena musik EDM tergantung pada segi kualitas dalam bermusik. Skill serta attitude pun menjadi modal penting untuk terus berkarya, meski selalu tinggal dalam suasana yang memang sebenarnya tak pantas jika dilakoni oleh seorang perempuan.
“Buat aku, skill dan atitude yang baik adalah hal yang harus dimiliki oleh seorang DJ perempuan. Mulai dari gaya bermusik, teknik memainkan controller DJ, kuasai beragam genre, hingga berpenampilan yang sewajarnya saja, sudah membuktikan diri bahwa kita layak untuk diperhitungkan,” ujarnya.
Sementara itu, disinggung tentang seberapa besar pengaruh dunia DJ terhadap kehidupannya, Caroline dengan tegas mengatakan bahwa sangatlah menjanjikan, baik secara finansial ataupun lingkungan sosialnya.
Sebagai pembuktian, Caroline kerap kebanjiran job mannggung hingga di beberapa kota besar di Indonesia. Pusat hiburan malam di Bali, baik club ataupun diskotik sudah semuanya ia sambangi. Bahkan terjauh, Caroline pernah diundang untuk tampil unjuk gigi di salah satu club ternama di Berau, Kalimantan Timur. Diluar dari pada pengalamannya selama berkarya lewat kreasi musik elektro, gadis cantik yang sangat suka dengan traveling ini mengaku bahwa seni musik bisa menjadi wadah bagi para pecintanya untuk bisa mengeksplor segala kemampuan untuk bisa berkarya.
“Di sini kreatifitas lah yang dibutuhkan. Karena jujur aja, belajar DJ itu susah-susah gampang ya, karena selain bisa menguasai beragam teknik dan genre musik, seorang DJ juga harus bisa membangun ataupun menciptakan mood crowd yang datang. Tentu agar tidak merasa bosan dengan lagu yang dimainkan,” tutup Caroline.