Pink Yusin adalah nama beken seorang dancer seksi dari grup Pinkprint Team. Perempuan yang juga berparas manis ini memiliki 11,5 ribu pengikut di akun Instagram @Pink_Yusin. Ia meniti karir sebagai profesional dancer sejak duduk di bangku SMA.
“Aku mulai ngedance sejak SMA, ikut ekstra kulikuler dance, ikut lomba-lomba, pelatih aku waktu SMA hingga sekarang namanya Pink Tommy dan Pink Aga, mereka ngajarin aku dari nol, ndak bisa apa-apa, sampai bisa dance, bisa akrobatik, segala macem,” beber perempuan 23 tahun itu. Yusin ditawari untuk menyalurkan hobinya dengan dibayar alias bekerja.
Dirinya mulai show setiap akhir pekan di mall atau acara pernikahan. Setelah tamat menempuh pendidikan, perempuan asli Bali asal Umalas, Kuta Utara, Badung ini mulai memasuki dunia malam dengan tampil di panggung sebuah klub atau tempat hiburan malam (THM) lainnya. Hingga pada 2016, terbentuklah team Pinkprint, dengan dirinya sebagai salah satu member terlama.
Nama grup dance yang diawakinya kian melejit dam diminati untuk tampil di berbagai daerah di Indonesia. Bahkan dirinya bersama Pink Team ini sempat dijadikan sebagai dancer di video klip lagu dari Dj internasional dengan nama besar yakni Yellow Claw yang saat itu berkolaborasi dengan musisi lokal Sara Fajira. Namun pandemi sempat membuyarkan banyak hal, ia yang sebelumnya sedang gencar show di Jakarta, kembali ke Bali lantaran klub sebagai arenanya mengekspresikan diri banyak yang ditutup.
Dirinya mengisi kurangnya kesempatan show saat ini dengan pekerjaan merambah bisnis online seperti e-commerce dengan klien dari luar negeri. Juga dirinya tetap tampil seksi dalam kegiatan fotoshoot, atau sebagai dancer di video klip musisi lokal. “Kemampuanku bisa bahasa Inggris jadinya gampang nyari kerja online yang kliennya dari luar, ini nggak lepas dari ajaran di Pinkprint Team yang menuntut member bukan hanya jago dancing, tapi juga beratitude yang baik ditambah melatih publik speaking untuk meningkatkan value dari team,” paparnya.
Selain itu, perempuan berkulit eksotis ini juga ngendors dan membantu promosi brand yang meminta jasanya. Walaupun situasi dipersulit oleh pandemi ini, semangat Yusin tak luntur, dirinya bertekad membantu Pink Team mencapai cita-cita dan tujuannya yakni go internasional. Perempuan supel itu, ingin menunjukan bahwa dancer asal Indonesia terutama Bali bukanlah talenta remeh, akan tetapi bernilai dan memiliki kualitas sebagai dancer profesional.
Memang untuk menapaki jalannya yang panjang, ada manis pahit berikut nyinyiran netizen yang menyertai. Seperti dirinya diremehkan sebagai dancer tak berkualitas, vulgar dan buruk karena sering di dunia malam. Namun hal itu dibantah dan dibuktikan dengan kerja keras.
“Sentimennya kan negatif ya untuk orang yang bekerja di dunia malam, alkohol lah, narkoba lah, bahkan ada yang bilang pelacur lah, tapi aku bisa buktikan bahwa aku bukan orang seperti itu. Aku dibawah naungan team dancer profesional, seksi yang aku tampilkan pun bukanlah yang murahan seperti hanya menampilkan kevulgaran body. Aku berlatih dengan keras untuk tampil semaksimal mungkin, bagiku seksi tapi tak murahan,” tuturnya panjang.
Tekadnya itulah yang malah mengubah orang-orang dari kontra menjadi mendukung profesi sebagai dancer yang dijalaninya. Namun semua komentar miring itu tidak akan bisa hilang sepenuhnya karena setiap orang memiliki pandangan berbeda-beda. Seperti yang tidak akan hilang adalah komentar berupa rayuan.
Karena dirinya yang cantik nan seksi membuat banyak lelaki mengajaknya untuk berkencan. Bahkan ada yang mengajaknya untuk menikah. “Banyak itu di medsos yang ngajak kencan, ada juga yang ngajak married, dan nawar berapa untuk tidur sejam, kebanyakan dari mereka bule juga, tapi aku nggak gubris lah, lihatnya lucu aja,” tutupnya. (ges)