26.5 C
Denpasar
Monday, June 5, 2023

Keluhkan Kondisi Bashan Char, Warga Rohingya: Kami Seperti Di penjara

DHAKA, BALI EXPRESS- Kondisi Pulau Bashan Char, Bangladesh, dikeluhan ratusan warga Rohingya yang berada mengungsi di pulau tersebut. Keluhan disampaikan kepada pejabat Komisioner Tinggi Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Pengungsi (UNHCR).

“Kami merasa seperti di penjara. Kami telah makan makanan yang sama dalam waktu yang lama, dan kami bahkan dilarang memancing di laut,” kata seorang warga Rohingya yang menolak disebut namanya, kepada dua pejabat UNHCR yang mengunjungi pulau terpencil tersebut, Senin (1/5).

Ia melanjutkan, rumah yang baik bukanlah segalanya. Warga itu pun menuntut peluang mata pencaharian. “Sepertinya saya berada di pulau penjara,” imbuhnya.

Kunjungan Asisten Komisaris Tinggi UNHCR untuk Operasi Raouf Mazou dan Asisten Komisaris Tinggi untuk Perlindungan Gillian Triggs ke Pulau Bashan Char ditujukan untuk menilai kondisi hidup lebih dari 18 ribu warga Rohingya yang dianggap tidak memiliki kewarganegaraan.

Dalam waktu kurang dari seminggu, tiga pejabat PBB telah mengunjungi orang-orang yang dianiaya di Bangladesh. Pada 26 Mei lalu, Presiden Majelis Umum PBB Volkan Bozkir mengunjungi Cox’s Bazar, kamp pengungsi terbesar di dunia.

Baca Juga :  Jepang Akan Hibahkan Lagi Kapal Patroli untuk Indonesia

“Berdasarkan temuan awal dari kunjungan pertama PBB ke Bhasan Char pada akhir Maret, PBB dengan jelas mengakui kebutuhan kemanusiaan dan perlindungan yang berlaku bagi pengungsi Rohingya yang sudah direlokasi ke pulau itu,” kata Louise Donovan, petugas komunikasi UNHCR di Bangladesh, kepada Kantor Berita Anadolu.

Merujuk pada upaya PBB untuk menilai kondisi kehidupan dan keselamatan Rohingya di pulau yang jauh, dia menambahkan bahwa PBB mengusulkan diskusi lebih lanjut dengan pemerintah Bangladesh mengenai keterlibatan operasional masa depan di Bhasan Char, termasuk tentang kebijakan yang mengatur kehidupan dan kesejahteraan pengungsi Rohingya di pulau itu.

Pemerintah Bangladesh telah membangun 1.400 rumah dengan balok beton dan 120 tempat perlindungan siklon bertingkat di pulau itu. Setiap rumah terdiri dari 16 kamar.

Menghabiskan lebih dari USD 350 juta (sekitar Rp 4,9 triliun) dari sumber daya domestiknya, negara berpenduduk mayoritas Muslim itu telah mengembangkan proyek di atas lahan seluas 13 ribu hektare untuk memukimkan kembali 100 ribu Muslim Rohingya untuk sementara.

Baca Juga :  Divonis 3 Tahun, Mantan Tentara Inggris Tuding Hakim Tak Adil

Menurut sumber resmi, pulau yang terletak 50 kilometer di lepas pantai barat daya negara itu dan hampir 193 kilometer selatan Ibu Kota Dhaka masih sulit dijangkau dari daratan, terutama untuk menyalurkan bantuan jika terjadi bencana alam.

Berbicara kepada Anadolu, Shah Rezwan Hayat, komisaris pemulihan dan repatriasi Bangladesh, bagaimanapun, mengatakan mereka berharap tentang langkah positif PBB di masa depan untuk warga Rohingya di Pulau Bhasan Char.

Memperhatikan kondisi kehidupan dan keamanan yang lebih baik di pulau itu daripada kamp-kamp daratan yang padat di Cox’s Bazar, ia menambahkan bahwa PBB mungkin memiliki beberapa persyaratan tambahan. “Jika mereka mengajukan lebih lanjut persyaratan lain untuk Rohingya di pulau Bhasan Char, pemerintah akan mengevaluasinya sesuai ketentuan,” kata Hayat. (ant)

<!– [if gte mso 9]> <w:LsdExcep


DHAKA, BALI EXPRESS- Kondisi Pulau Bashan Char, Bangladesh, dikeluhan ratusan warga Rohingya yang berada mengungsi di pulau tersebut. Keluhan disampaikan kepada pejabat Komisioner Tinggi Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Pengungsi (UNHCR).

“Kami merasa seperti di penjara. Kami telah makan makanan yang sama dalam waktu yang lama, dan kami bahkan dilarang memancing di laut,” kata seorang warga Rohingya yang menolak disebut namanya, kepada dua pejabat UNHCR yang mengunjungi pulau terpencil tersebut, Senin (1/5).

Ia melanjutkan, rumah yang baik bukanlah segalanya. Warga itu pun menuntut peluang mata pencaharian. “Sepertinya saya berada di pulau penjara,” imbuhnya.

Kunjungan Asisten Komisaris Tinggi UNHCR untuk Operasi Raouf Mazou dan Asisten Komisaris Tinggi untuk Perlindungan Gillian Triggs ke Pulau Bashan Char ditujukan untuk menilai kondisi hidup lebih dari 18 ribu warga Rohingya yang dianggap tidak memiliki kewarganegaraan.

Dalam waktu kurang dari seminggu, tiga pejabat PBB telah mengunjungi orang-orang yang dianiaya di Bangladesh. Pada 26 Mei lalu, Presiden Majelis Umum PBB Volkan Bozkir mengunjungi Cox’s Bazar, kamp pengungsi terbesar di dunia.

Baca Juga :  India Sepakati Vaksin Covid-19 Berbasis DNA Pertama di Dunia

“Berdasarkan temuan awal dari kunjungan pertama PBB ke Bhasan Char pada akhir Maret, PBB dengan jelas mengakui kebutuhan kemanusiaan dan perlindungan yang berlaku bagi pengungsi Rohingya yang sudah direlokasi ke pulau itu,” kata Louise Donovan, petugas komunikasi UNHCR di Bangladesh, kepada Kantor Berita Anadolu.

Merujuk pada upaya PBB untuk menilai kondisi kehidupan dan keselamatan Rohingya di pulau yang jauh, dia menambahkan bahwa PBB mengusulkan diskusi lebih lanjut dengan pemerintah Bangladesh mengenai keterlibatan operasional masa depan di Bhasan Char, termasuk tentang kebijakan yang mengatur kehidupan dan kesejahteraan pengungsi Rohingya di pulau itu.

Pemerintah Bangladesh telah membangun 1.400 rumah dengan balok beton dan 120 tempat perlindungan siklon bertingkat di pulau itu. Setiap rumah terdiri dari 16 kamar.

Menghabiskan lebih dari USD 350 juta (sekitar Rp 4,9 triliun) dari sumber daya domestiknya, negara berpenduduk mayoritas Muslim itu telah mengembangkan proyek di atas lahan seluas 13 ribu hektare untuk memukimkan kembali 100 ribu Muslim Rohingya untuk sementara.

Baca Juga :  Jepang Akan Hibahkan Lagi Kapal Patroli untuk Indonesia

Menurut sumber resmi, pulau yang terletak 50 kilometer di lepas pantai barat daya negara itu dan hampir 193 kilometer selatan Ibu Kota Dhaka masih sulit dijangkau dari daratan, terutama untuk menyalurkan bantuan jika terjadi bencana alam.

Berbicara kepada Anadolu, Shah Rezwan Hayat, komisaris pemulihan dan repatriasi Bangladesh, bagaimanapun, mengatakan mereka berharap tentang langkah positif PBB di masa depan untuk warga Rohingya di Pulau Bhasan Char.

Memperhatikan kondisi kehidupan dan keamanan yang lebih baik di pulau itu daripada kamp-kamp daratan yang padat di Cox’s Bazar, ia menambahkan bahwa PBB mungkin memiliki beberapa persyaratan tambahan. “Jika mereka mengajukan lebih lanjut persyaratan lain untuk Rohingya di pulau Bhasan Char, pemerintah akan mengevaluasinya sesuai ketentuan,” kata Hayat. (ant)

<!– [if gte mso 9]> <w:LsdExcep


Most Read

Artikel Terbaru