26.5 C
Denpasar
Monday, May 29, 2023

Kardinal Marx Minta Mundur, Paus Menolak

VATIKAN, BALI EXPRESS-Pengunduran diri Kardinal Jerman, Reinhard Marx sebagai uskup agung Munich atas krisis pelecehan seksual Gereja ditolak Paus Fransiskus. Keinginan pengunduran diri Marx dipahami oleh Paus, namun pengunduran diri tersebut tak diterima.

Marx, menawarkan untuk mengundurkan diri awal bulan ini. Salah satu tokoh liberal Katolik Roma yang paling berpengaruh itu mengatakan harus berbagi tanggung jawab institusional atas pelecehan seksual oleh para imam selama beberapa dekade terakhir.

Namun Fransiskus dalam sebuah surat kepada Marx yang ditulis pada Kamis dan dirilis oleh Vatikan, mengatakan dia memahami motivasi di balik tawaran Marx untuk mengundurkan diri. Hanya saja Paus tidak akan menerimanya. “Itulah jawaban saya, Saudaraku. Lanjutkan seperti yang Anda sarankan, tetapi sebagai Uskup Agung Munich,” kata Fransiskus kepada Marx dalam surat itu, yang ditulis dalam Bahasa Spanyol.

Baca Juga :  Libya Akhirnya Bebaskan Saadi Gaddafi, Putra Muammar Gaddafi

Sebagai mantan ketua konferensi uskup Katolik Jerman, Marx tidak dicurigai berpartisipasi dalam pelecehan atau penyamaran. Gereja sedang menyelidiki tuduhan pelecehan di keuskupan agung Jerman lainnya, Cologne, setelah sebuah laporan pada Maret menemukan ratusan korban di sana. “Saya setuju dengan Anda bahwa ini adalah malapetaka: sejarah menyedihkan pelecehan seksual dan cara Gereja menanganinya sampai saat ini,” lanjut Paus.

“Menyadari kemunafikan dalam cara kita menjalani iman kita adalah anugerah dan langkah pertama yang harus kita ambil. Kita harus bertanggung jawab atas sejarah ini, baik sebagai individu maupun sebagai komunitas. Kita tidak bisa acuh tak acuh dalam menghadapi kejahatan ini,” imbuh Paus dalam surat itu.

Baca Juga :  WHO Anjurkan Koktail Antibodi Covid-19 bagi Pasien Berisiko Tinggi

Mendeklarasikan bahwa “seluruh Gereja berada dalam krisis” atas pelecehan, Paus Fransiskus mengatakan tidak dapat lagi mengambil “kebijakan langsung” atas krisis tersebut. “Menerima krisis, sebagai individu dan sebagai komunitas adalah satu-satunya cara yang bermanfaat,” kata dia. (ant)


VATIKAN, BALI EXPRESS-Pengunduran diri Kardinal Jerman, Reinhard Marx sebagai uskup agung Munich atas krisis pelecehan seksual Gereja ditolak Paus Fransiskus. Keinginan pengunduran diri Marx dipahami oleh Paus, namun pengunduran diri tersebut tak diterima.

Marx, menawarkan untuk mengundurkan diri awal bulan ini. Salah satu tokoh liberal Katolik Roma yang paling berpengaruh itu mengatakan harus berbagi tanggung jawab institusional atas pelecehan seksual oleh para imam selama beberapa dekade terakhir.

Namun Fransiskus dalam sebuah surat kepada Marx yang ditulis pada Kamis dan dirilis oleh Vatikan, mengatakan dia memahami motivasi di balik tawaran Marx untuk mengundurkan diri. Hanya saja Paus tidak akan menerimanya. “Itulah jawaban saya, Saudaraku. Lanjutkan seperti yang Anda sarankan, tetapi sebagai Uskup Agung Munich,” kata Fransiskus kepada Marx dalam surat itu, yang ditulis dalam Bahasa Spanyol.

Baca Juga :  WHO Anjurkan Koktail Antibodi Covid-19 bagi Pasien Berisiko Tinggi

Sebagai mantan ketua konferensi uskup Katolik Jerman, Marx tidak dicurigai berpartisipasi dalam pelecehan atau penyamaran. Gereja sedang menyelidiki tuduhan pelecehan di keuskupan agung Jerman lainnya, Cologne, setelah sebuah laporan pada Maret menemukan ratusan korban di sana. “Saya setuju dengan Anda bahwa ini adalah malapetaka: sejarah menyedihkan pelecehan seksual dan cara Gereja menanganinya sampai saat ini,” lanjut Paus.

“Menyadari kemunafikan dalam cara kita menjalani iman kita adalah anugerah dan langkah pertama yang harus kita ambil. Kita harus bertanggung jawab atas sejarah ini, baik sebagai individu maupun sebagai komunitas. Kita tidak bisa acuh tak acuh dalam menghadapi kejahatan ini,” imbuh Paus dalam surat itu.

Baca Juga :  Bali Kembali Dapat Agenda Dunia, Jadi Tuan Rumah Hari Pariwisata 2022

Mendeklarasikan bahwa “seluruh Gereja berada dalam krisis” atas pelecehan, Paus Fransiskus mengatakan tidak dapat lagi mengambil “kebijakan langsung” atas krisis tersebut. “Menerima krisis, sebagai individu dan sebagai komunitas adalah satu-satunya cara yang bermanfaat,” kata dia. (ant)


Most Read

Artikel Terbaru