BALI EXPRESS- Inggris meminta para penggemar sepak bola yang baru kembali dari Qatar untuk mewaspadai tanda atau gejala flu unta. Flu unta atau sindrom pernapasan Timur Tengah (MERS) merupakan penyakit pernapasan menular yang bisa mematikan. Bila dibandingkan dengan Covid-19, MERS jauh lebih mematikan karena lebih dari sepertiga orang yang terinfeksi mengalami kematian. Sedangkan angka kematian akibat Covid-19 di antara orang-orang yang terinfeksi adalah kurang dari empat persen.
Dalam beberapa tahun ini, kasus kematian akibat MERS atau flu unta telah mencapai hampir 1.000 kasus. Tingginya jumlah penggemar sepak bola yang menyambangi Qatar selama penyelenggaraan Piala Dunia 2022 dan melakukan kontak dengan unta dinilai dapat memicu peningkatan kasus MERS.
“Klinisi dan tim kesehatan masyarakat perlu secara spesifik memberi peringatan mengenai kemungkinan MERS pada traveller yang baru kembali dari Piala Dunia,” kata Health Security Agency (HSA) Inggris dalam pernyataan resminya, seperti dilansir The Sun.
HSA mengungkapkan bahwa warga Inggris secara umum memiliki risiko yang rendah untuk terpapar MERS. Hanya saja, sebagian warga mungkin memiliki risiko yang lebih besar bila mereka berkontak dengan faktor risiko MERS saat berkunjung ke Qatar, seperti hewan unta.
“MERS bisa ditularkan dari kontak erat dengan unta atau dari mengonsumsi produk unta, seperti susu unta yang tak dipasteurisasi,” ujar HSA.
Berkaitan dengan hal ini, para wisatawan yang berkunjung ke Qatar dianjurkan untuk tidak berkontak erat dengan unta. Langkah ini dinilai cukup efektif untuk menekan risiko terjadinya penularan MERS.
“Penyakit ini jauh lebih mematikan dibandingkan Covid-19 dengan tingkat kematian yang sangat tinggi, dan saat ini belum ada vaksin yang efektif (untuk penyakit tersebut),” lanjut Prof Paul Hunter dari University of East Anglia.
Reporter: Wiwin Meliana
BALI EXPRESS- Inggris meminta para penggemar sepak bola yang baru kembali dari Qatar untuk mewaspadai tanda atau gejala flu unta. Flu unta atau sindrom pernapasan Timur Tengah (MERS) merupakan penyakit pernapasan menular yang bisa mematikan. Bila dibandingkan dengan Covid-19, MERS jauh lebih mematikan karena lebih dari sepertiga orang yang terinfeksi mengalami kematian. Sedangkan angka kematian akibat Covid-19 di antara orang-orang yang terinfeksi adalah kurang dari empat persen.
Dalam beberapa tahun ini, kasus kematian akibat MERS atau flu unta telah mencapai hampir 1.000 kasus. Tingginya jumlah penggemar sepak bola yang menyambangi Qatar selama penyelenggaraan Piala Dunia 2022 dan melakukan kontak dengan unta dinilai dapat memicu peningkatan kasus MERS.
“Klinisi dan tim kesehatan masyarakat perlu secara spesifik memberi peringatan mengenai kemungkinan MERS pada traveller yang baru kembali dari Piala Dunia,” kata Health Security Agency (HSA) Inggris dalam pernyataan resminya, seperti dilansir The Sun.
HSA mengungkapkan bahwa warga Inggris secara umum memiliki risiko yang rendah untuk terpapar MERS. Hanya saja, sebagian warga mungkin memiliki risiko yang lebih besar bila mereka berkontak dengan faktor risiko MERS saat berkunjung ke Qatar, seperti hewan unta.
“MERS bisa ditularkan dari kontak erat dengan unta atau dari mengonsumsi produk unta, seperti susu unta yang tak dipasteurisasi,” ujar HSA.
Berkaitan dengan hal ini, para wisatawan yang berkunjung ke Qatar dianjurkan untuk tidak berkontak erat dengan unta. Langkah ini dinilai cukup efektif untuk menekan risiko terjadinya penularan MERS.
“Penyakit ini jauh lebih mematikan dibandingkan Covid-19 dengan tingkat kematian yang sangat tinggi, dan saat ini belum ada vaksin yang efektif (untuk penyakit tersebut),” lanjut Prof Paul Hunter dari University of East Anglia.
Reporter: Wiwin Meliana