29.8 C
Denpasar
Saturday, June 10, 2023

Kian Mencemaskan Tsunami Akibat Erupsi Gunung Api Bawah Laut Tonga

WELLINGTON, BALI EXPRESS – Negara-negara Pasifik dan kelompok kemanusiaan berjuang untuk membangun komunikasi dengan Tonga pada Minggu (16/1) setelah tsunami yang dipicu erupsi gunung berapi besar memutuskan sambungan telepon dan internet, serta meningkatkan kekhawatiran bagi negara kepulauan kecil itu.

Gunung berapi bawah laut di lepas pantai Tonga meletus Sabtu (15/1) yang memicu peringatan tsunami dan perintah mengungsi di pesisir Tonga serta beberapa pulau Pasifik Selatan, di mana rekaman di media sosial menunjukkan gelombang menghantam rumah-rumah di pesisir.

Saluran internet dan telepon terputus sekitar pukul 18.40 waktu setempat, Sabtu, yang mengakibatkan 105.000 penduduk di pulau-pulau tersebut hampir tidak bisa dikontak. “Gambar erupsi gunung berapi di dekat Tonga sangat memprihatinkan,” kata Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern dalam keterangannya di Instagram.

Selandia Baru berjarak sekitar 1.481 mil atau 2.383 kilometer dari Tonga. “Komunikasi akibat erupsi itu menjadi sulit, tetapi tim pasukan pertahanan kami dan Kementerian Luar Negeri tengah bekerja saat kita berbicara untuk menetapkan apa yang dibutuhkan dan bagaimana kami bisa membantu,” katanya.

Baca Juga :  Diadukan Warga Inggris, Oknum Advokat DPC Peradi Divonis Bersalah 

Kemenlu Selandia baru mengatakan belum ada laporan korban luka-luka atau tewas lantaran keterbatasan komunikasi.
Federasi Palang Merah Internasional dan Bulan Sabit Merah (IFRC) Kantor Pasifik di Suva, Fiji, mengatakan pihaknya sedang memonitor situasi dan belum ada informasi terbaru terkait kerusakan atau korban.

Gereja-gereja Tonga di Selandia Baru mengadakan doa bersama untuk keluarga mereka di sana. “Kami berdoa kepada Tuhan agar menolong negara kami pada saat yang menyedihkan seperti ini. Kami berharap semua orang selamat,” kata Maikeli Atiola, Sekretaris Gereja Wesleyan Tonga di Auckland berdasarkan laporan Radio Selandia Baru.

Gunung berapi Hunga-Tonga-Hunga-Ha’apai rutin erupsi selama beberapa dekade terakhir, tetapi letusan pada Sabtu sangat keras, sehingga sebagian penduduk Fiji dan Selandia yang berjarak jauh mengatakan mereka mendengarnya.

Baca Juga :  Peneliti China Sebut Covid Sudah Menyebar di AS September 2019

Gambar satelit yang menangkap erupsi gunung berapi itu pada Sabtu saat ledakan memuntahkan gumpalan asap ke udara dan sekitar 12 mil di atas permukaan laut. Langit di atas Tonga menjadi gelap karena abu.

Letusan itu memicu peringatan tsunami di seluruh Pasifik di mana Amerika Serikat dan Jepang mendesak warganya yang berada di garis pantai Pasifik untuk menjauh dari pesisir.

Australia mengeluarkan peringatan tsunami laut untuk garis pantai New South Wales, Pulau Lord Howe dan Pulau Norfolk dan mengatakan pantai setempat di sepanjang pantai negara bagian sudah ditutup. Peringatan tsunami juga dikeluarkan di Selandia Baru. ant


WELLINGTON, BALI EXPRESS – Negara-negara Pasifik dan kelompok kemanusiaan berjuang untuk membangun komunikasi dengan Tonga pada Minggu (16/1) setelah tsunami yang dipicu erupsi gunung berapi besar memutuskan sambungan telepon dan internet, serta meningkatkan kekhawatiran bagi negara kepulauan kecil itu.

Gunung berapi bawah laut di lepas pantai Tonga meletus Sabtu (15/1) yang memicu peringatan tsunami dan perintah mengungsi di pesisir Tonga serta beberapa pulau Pasifik Selatan, di mana rekaman di media sosial menunjukkan gelombang menghantam rumah-rumah di pesisir.

Saluran internet dan telepon terputus sekitar pukul 18.40 waktu setempat, Sabtu, yang mengakibatkan 105.000 penduduk di pulau-pulau tersebut hampir tidak bisa dikontak. “Gambar erupsi gunung berapi di dekat Tonga sangat memprihatinkan,” kata Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern dalam keterangannya di Instagram.

Selandia Baru berjarak sekitar 1.481 mil atau 2.383 kilometer dari Tonga. “Komunikasi akibat erupsi itu menjadi sulit, tetapi tim pasukan pertahanan kami dan Kementerian Luar Negeri tengah bekerja saat kita berbicara untuk menetapkan apa yang dibutuhkan dan bagaimana kami bisa membantu,” katanya.

Baca Juga :  Pecahkan Rekor Global, AS Catat 1,1 Juta Kasus Covid Sehari

Kemenlu Selandia baru mengatakan belum ada laporan korban luka-luka atau tewas lantaran keterbatasan komunikasi.
Federasi Palang Merah Internasional dan Bulan Sabit Merah (IFRC) Kantor Pasifik di Suva, Fiji, mengatakan pihaknya sedang memonitor situasi dan belum ada informasi terbaru terkait kerusakan atau korban.

Gereja-gereja Tonga di Selandia Baru mengadakan doa bersama untuk keluarga mereka di sana. “Kami berdoa kepada Tuhan agar menolong negara kami pada saat yang menyedihkan seperti ini. Kami berharap semua orang selamat,” kata Maikeli Atiola, Sekretaris Gereja Wesleyan Tonga di Auckland berdasarkan laporan Radio Selandia Baru.

Gunung berapi Hunga-Tonga-Hunga-Ha’apai rutin erupsi selama beberapa dekade terakhir, tetapi letusan pada Sabtu sangat keras, sehingga sebagian penduduk Fiji dan Selandia yang berjarak jauh mengatakan mereka mendengarnya.

Baca Juga :  Jatuh dari Sepeda, Joe Biden: Saya Baik-baik Saja!

Gambar satelit yang menangkap erupsi gunung berapi itu pada Sabtu saat ledakan memuntahkan gumpalan asap ke udara dan sekitar 12 mil di atas permukaan laut. Langit di atas Tonga menjadi gelap karena abu.

Letusan itu memicu peringatan tsunami di seluruh Pasifik di mana Amerika Serikat dan Jepang mendesak warganya yang berada di garis pantai Pasifik untuk menjauh dari pesisir.

Australia mengeluarkan peringatan tsunami laut untuk garis pantai New South Wales, Pulau Lord Howe dan Pulau Norfolk dan mengatakan pantai setempat di sepanjang pantai negara bagian sudah ditutup. Peringatan tsunami juga dikeluarkan di Selandia Baru. ant


Most Read

Artikel Terbaru