30.8 C
Denpasar
Saturday, March 25, 2023

Begini Dampak Jangka Panjang dan Pendek Terlalu Banyak Lembur

Kerja berlebihan, baik lembur atau berniat mencicil pekerjaan untuk esok hari, bisa berbahaya bagi kesehatan fisik dan mental Anda. Bahkan, penelitian sudah menunjukkan efek samping dan dampak serius dari kebiasaan buruk ini.

Jam kerja yang ideal adalah 40 jam per minggu. Namun, tidak sedikit pula yang terbiasa kerja secara berlebihan melampaui batasan tersebut. Kondisi ini jelas memberikan dampak buruk bagi kesehatan tubuh, seperti dalam meningkatkan risiko penyakit jantung dan stroke. Bahkan, kedua penyakit ini menyumbang sekitar 745.194 kematian akibat kerja berlebihan.

Salah satu dampak utama dari kerja berlebihan ialah burnout, yakni kumpulan gejala akibat stres yang berlarut-larut di dunia kerja. Selain itu, penyakit jantung dan stroke juga dapat terjadi bila Anda terlalu banyak bekerja dalam jangka panjang.

Baca Juga :  Ibu Hamil dengan HIV Juga Wajib Mendapat Vaksinasi Covid-19

Namun, sebelum mengalami dampak jangka panjang, Anda mungkin berisiko mengalami beberapa efek samping umum seperti produktivitas menurun. Jam kerja yang terlalu lama, bisa saja menurunkan produktivitas. Orang yang bekerja lebih lama mungkin tidak menyelesaikan pekerjaan yang lebih banyak dibandingkan saat mereka bekerja secara normal.

Bekerja berlebihan juga berisiko membuat Anda melewatkan waktu makan atau tidak makan sama sekali. Kondisi ini bisa menyebabkan kadar gula darah turun. Akibatnya, wajar bila Anda akan makan secara berlebihan nantinya.

Kurang tidur bisa menjadi pertanda bahwa Anda terlalu banyak bekerja. Padahal, tidur menjadi salah satu langkah mudah untuk meningkatkan kebugaran fisik dan mental.

Kesibukan kerja biasanya membuat Anda cenderung jarang dan malas berolahraga. Cobalah memulai olahraga ringan, seperti jogging dan bersepeda. Lakukan juga olahraga di kantor untuk mengatasi otot kaku dan tegang saat bekerja.

Baca Juga :  Saat Lahir Kulitnya Keriput, Sering Alami Panas Tinggi

Seseorang yang sering kerja secara berlebihan alias workaholic, lebih berisiko mengalami stres. Stres diketahui melepaskan kortisol dalam tubuh. Pelepasan hormon ini menyebabkan jantung bekerja lebih keras, yang mana dapat meningkatkan risiko penyakit jantung koroner dan stroke. Selain itu, jam kerja yang lama atau panjang juga dapat meningkatkan peluang seseorang untuk terkena depresi dan gangguan kecemasan.






Reporter: Wiwin Meliana

Kerja berlebihan, baik lembur atau berniat mencicil pekerjaan untuk esok hari, bisa berbahaya bagi kesehatan fisik dan mental Anda. Bahkan, penelitian sudah menunjukkan efek samping dan dampak serius dari kebiasaan buruk ini.

Jam kerja yang ideal adalah 40 jam per minggu. Namun, tidak sedikit pula yang terbiasa kerja secara berlebihan melampaui batasan tersebut. Kondisi ini jelas memberikan dampak buruk bagi kesehatan tubuh, seperti dalam meningkatkan risiko penyakit jantung dan stroke. Bahkan, kedua penyakit ini menyumbang sekitar 745.194 kematian akibat kerja berlebihan.

Salah satu dampak utama dari kerja berlebihan ialah burnout, yakni kumpulan gejala akibat stres yang berlarut-larut di dunia kerja. Selain itu, penyakit jantung dan stroke juga dapat terjadi bila Anda terlalu banyak bekerja dalam jangka panjang.

Baca Juga :  Per Oktober 2022, Jumlah Kasus HIV/AIDS di Tabanan Naik

Namun, sebelum mengalami dampak jangka panjang, Anda mungkin berisiko mengalami beberapa efek samping umum seperti produktivitas menurun. Jam kerja yang terlalu lama, bisa saja menurunkan produktivitas. Orang yang bekerja lebih lama mungkin tidak menyelesaikan pekerjaan yang lebih banyak dibandingkan saat mereka bekerja secara normal.

Bekerja berlebihan juga berisiko membuat Anda melewatkan waktu makan atau tidak makan sama sekali. Kondisi ini bisa menyebabkan kadar gula darah turun. Akibatnya, wajar bila Anda akan makan secara berlebihan nantinya.

Kurang tidur bisa menjadi pertanda bahwa Anda terlalu banyak bekerja. Padahal, tidur menjadi salah satu langkah mudah untuk meningkatkan kebugaran fisik dan mental.

Kesibukan kerja biasanya membuat Anda cenderung jarang dan malas berolahraga. Cobalah memulai olahraga ringan, seperti jogging dan bersepeda. Lakukan juga olahraga di kantor untuk mengatasi otot kaku dan tegang saat bekerja.

Baca Juga :  Ini Gejala Awal Kanker Ovarium yang Harus Diwaspadai

Seseorang yang sering kerja secara berlebihan alias workaholic, lebih berisiko mengalami stres. Stres diketahui melepaskan kortisol dalam tubuh. Pelepasan hormon ini menyebabkan jantung bekerja lebih keras, yang mana dapat meningkatkan risiko penyakit jantung koroner dan stroke. Selain itu, jam kerja yang lama atau panjang juga dapat meningkatkan peluang seseorang untuk terkena depresi dan gangguan kecemasan.






Reporter: Wiwin Meliana

Most Read

Artikel Terbaru