28.7 C
Denpasar
Sunday, April 2, 2023

Isolasi Fokus di Poltrada, BOR RS di Tabanan Dekati 80 Persen

TABANAN, BALI EXPRESS – Selain dilanda kelangkaan oksigen medis, tingkat pemanfaatan tempat tidur rumah sakit (RS) secara umum di Kabupaten Tabanan mulai mengkhawatirkan.

Rasio yang diistilahkan dengan bed occupancy rate atau disingkat BOR itu hampir mendekati 80 persen. Posisi terakhir sampai dengan Selasa (20/7) ada di 77 persen.

Itu terjadi pada Badan Rumah Sakit Umum (BRSU) Tabanan, Rumah Sakit Nyitdah, begitu juga dengan beberapa rumah sakit swasta lainnya yang ada di Tabanan.

Lonjakan BOR ini juga terjadi berbarengan dengan meningkatnya kasus terkonfirmasi positif Covid-19.

Total ada delapan dari sepuluh rumah sakit di Tabanan yang menyelenggarakan perawatan kepada pasien terkonfirmasi positif Covid-19. 

Menyikapi itu, Sekretaris Daerah (Sekda) Tabanan I Gede Susila menyebutkan, upaya antisipasi sudah dilakukan dengan memaksimalkan ruang rawat inap dan menambah tempat tidur.

Optimalisasi ini berlaku di rumah sakit pemerintah maupun swasta yang ada di Tabanan. “Kami sudah rapat dengan rumah sakit-rumah sakit swasta untuk ikut menyiapkan tambahan bed,” ujar Susila, Rabu (21/7).

Baca Juga :  Hendak Curi Motor, Pria Mabuk Pil Koplo Dihajar Warga Kebon

Penambahan ini, kata dia, juga sedang dilakukan di Rumah Sakit Tabanan dan Nyitdah. Pengembangan di Rumah Sakit Tabanan sebanyak 30 tempat tidur. Rumah Sakit Nyitdah menjadi 40 tempat tidur atau hampir dua kali lipat.

“Itu solusinya menambahkan bed (tempat tidur). Mau tidak mau kami harus melakukan penambahan selagi bisa dengan kapasitas rumah sakit yang ada,” sebutnya.

Di saat yang sama, Susila yang juga Sekretaris Satuan Tugas atau Satgas Penanganan Covid-19 Tabanan menyebutkan bahwa pihaknya telah mengonsentrasikan lokasi isolasi terpusat bagi orang tanpa gejala dan bergejala ringan di Politeknik Transportasi Darat (Poltrada).

Sehingga, lokasi isolasi terpusat yang semula ada di dua lokasi, Mes Pendidikan dan Pelatihan Kwartir Daerah (Diklat Kwarda) Pramuka Bali di Banjar Kelaci, Desa Marga Dauh Puri, Kecamatan Marga kini dinonaktifkan sementara. “Jadi terfokus di satu tempat. Kalau bertambah lagi, kami pakai lagi,” imbuhnya.

Secara terpisah Kepala Dinas Kesehatan (Diskes) Tabanan dr I Nyoman Suratmika memberikan gambaran lebih rinci mengenai situasi BOR secara umum di Tabanan.

Baca Juga :  Perketat Prokes, Cegah Kenaikan Kasus Covid-19

“BOR sekarang mengkhawatirkan. Sudah mendekati 80 persen. Kemarin sudah 77 persen. Ini total di Tabanan. Kalau Rumah Sakit Tabanan dan Nyitdah sudah penuh,” ungkapnya.

Sedangkan untuk isolasi terpusat, dia juga membenarkan bahwa ada pengalihan dari Mes Diklat Kwarda Pramuka Bali ke Poltrada. Di samping karena kapasitas yang sedikit, pengalihan ini juga dilakukan untuk memudahkan tenaga kesehatan atau nakes melakukan pelayanan.

Kemarin, sambung dia, tempat tersebut disiapkan sebagai langkah awal yang sifatnya darurat sembari mencari tempat yang lebih representatif.

Di Poltrada, isolasi terpusat tersedia untuk 80 tempat tidur. Sementara tenaga kesehatan yang dikerahkan terdiri dari empat orang dalam satu tim.

Ada kemungkinan menambah lokasi isolasi terpusat? “Sementara belum. Kalau menambah, banyak itu kebutuhannya. Di mana cari anggarannya?” ujarnya.

Dalam situasi seperti itu, isolasi mandiri lebih memungkinkan untuk dilakukan. Terlebih bila itu klaster keluarga. “Jadi sekeluarga diam di rumah. Untuk pengawasannya sudah Satgas Gotong Royong,” pungkasnya.


TABANAN, BALI EXPRESS – Selain dilanda kelangkaan oksigen medis, tingkat pemanfaatan tempat tidur rumah sakit (RS) secara umum di Kabupaten Tabanan mulai mengkhawatirkan.

Rasio yang diistilahkan dengan bed occupancy rate atau disingkat BOR itu hampir mendekati 80 persen. Posisi terakhir sampai dengan Selasa (20/7) ada di 77 persen.

Itu terjadi pada Badan Rumah Sakit Umum (BRSU) Tabanan, Rumah Sakit Nyitdah, begitu juga dengan beberapa rumah sakit swasta lainnya yang ada di Tabanan.

Lonjakan BOR ini juga terjadi berbarengan dengan meningkatnya kasus terkonfirmasi positif Covid-19.

Total ada delapan dari sepuluh rumah sakit di Tabanan yang menyelenggarakan perawatan kepada pasien terkonfirmasi positif Covid-19. 

Menyikapi itu, Sekretaris Daerah (Sekda) Tabanan I Gede Susila menyebutkan, upaya antisipasi sudah dilakukan dengan memaksimalkan ruang rawat inap dan menambah tempat tidur.

Optimalisasi ini berlaku di rumah sakit pemerintah maupun swasta yang ada di Tabanan. “Kami sudah rapat dengan rumah sakit-rumah sakit swasta untuk ikut menyiapkan tambahan bed,” ujar Susila, Rabu (21/7).

Baca Juga :  Golkar Tabanan Tunggu PDIP Umumkan Bacalon

Penambahan ini, kata dia, juga sedang dilakukan di Rumah Sakit Tabanan dan Nyitdah. Pengembangan di Rumah Sakit Tabanan sebanyak 30 tempat tidur. Rumah Sakit Nyitdah menjadi 40 tempat tidur atau hampir dua kali lipat.

“Itu solusinya menambahkan bed (tempat tidur). Mau tidak mau kami harus melakukan penambahan selagi bisa dengan kapasitas rumah sakit yang ada,” sebutnya.

Di saat yang sama, Susila yang juga Sekretaris Satuan Tugas atau Satgas Penanganan Covid-19 Tabanan menyebutkan bahwa pihaknya telah mengonsentrasikan lokasi isolasi terpusat bagi orang tanpa gejala dan bergejala ringan di Politeknik Transportasi Darat (Poltrada).

Sehingga, lokasi isolasi terpusat yang semula ada di dua lokasi, Mes Pendidikan dan Pelatihan Kwartir Daerah (Diklat Kwarda) Pramuka Bali di Banjar Kelaci, Desa Marga Dauh Puri, Kecamatan Marga kini dinonaktifkan sementara. “Jadi terfokus di satu tempat. Kalau bertambah lagi, kami pakai lagi,” imbuhnya.

Secara terpisah Kepala Dinas Kesehatan (Diskes) Tabanan dr I Nyoman Suratmika memberikan gambaran lebih rinci mengenai situasi BOR secara umum di Tabanan.

Baca Juga :  Pensiun, Lebih dari Lima Jabatan Lowong di Pemkab Tabanan

“BOR sekarang mengkhawatirkan. Sudah mendekati 80 persen. Kemarin sudah 77 persen. Ini total di Tabanan. Kalau Rumah Sakit Tabanan dan Nyitdah sudah penuh,” ungkapnya.

Sedangkan untuk isolasi terpusat, dia juga membenarkan bahwa ada pengalihan dari Mes Diklat Kwarda Pramuka Bali ke Poltrada. Di samping karena kapasitas yang sedikit, pengalihan ini juga dilakukan untuk memudahkan tenaga kesehatan atau nakes melakukan pelayanan.

Kemarin, sambung dia, tempat tersebut disiapkan sebagai langkah awal yang sifatnya darurat sembari mencari tempat yang lebih representatif.

Di Poltrada, isolasi terpusat tersedia untuk 80 tempat tidur. Sementara tenaga kesehatan yang dikerahkan terdiri dari empat orang dalam satu tim.

Ada kemungkinan menambah lokasi isolasi terpusat? “Sementara belum. Kalau menambah, banyak itu kebutuhannya. Di mana cari anggarannya?” ujarnya.

Dalam situasi seperti itu, isolasi mandiri lebih memungkinkan untuk dilakukan. Terlebih bila itu klaster keluarga. “Jadi sekeluarga diam di rumah. Untuk pengawasannya sudah Satgas Gotong Royong,” pungkasnya.


Most Read

Artikel Terbaru