29.8 C
Denpasar
Saturday, June 10, 2023

Kembali Setia NKRI, Eks Anggota NII di Bali Ikuti Upacara Kemerdekaan

DENPASAR, BALI EXPRESS – Deradikalisasi anggota kelompok radikal yang bersebrangan dengan ideologi Pancasila terus diupayakan Satgaswil Bali Densus 88 Anti Teror Polri dengan pendekatan persuasif. Hari Kemerdekaan Republik Indonesia ke-77, Rabu (17/8) pun menjadi momentum memupuk rasa nasionalisme.

Para eks anggota kelompok radikal terorisme tersebut dilibatkan atau ikut serta dalam Upacara Kemerdekaan. “Kali ini memang agak berbeda dari upacara peringatan tahun-tahun sebelumnya, karena di berbagai media diberitakan keikutsertaan para mantan narapidana terorisme dan mantan anggota kelompok radikal, baik sebagai peserta upacara maupun sebagai petugas pelaksana pada upacara,” ujar Kasatgaswil Bali Densus 88 Anti Teror Polri, Kombespol I Ketut Widhiarto, saat dikonfirmasi Kamis (18/8).

Pemandangan itu terlihat pada lima lokasi Upacara di Denpasar. Seperti di Lapangan Pemda Badung yang diikuti oleh lima orang eks kelompok Negara Islam Indonesia (NII). Di Pemkot Denpasar diikuti oleh enam orang eks NII. Lalu, di Polresta Denpasar diikuti oleh delapan orang eks NII. Di Lapangan Wihara Budha Meitreya, Jalan Gunung Soputan Denpasar, diikuti oleh delapan orang eks NII.

Baca Juga :  Irjen Ferdy Sambo “Ditahan”, Ditempatkan di Korps Brimob Polri

Terbanyak ada di Aula Yayasan Bali Bina Umat Mandiri Sejahtera, Denpasar Timur sebanyak 60 orang eks NII yang bertindak sebagai peserta dan petugas pelaksana upacara, dengan Inspektur Upacara sseorang Perwira Satgaswil Bali Densus 88 AT Polri. Ternyata beberapa hari sebelum ini, 100 orang eks-NII Bali telah melakukan Deklarasi Ikrar Setia kepada NKRI dan Pancasila.

Kombespol Widhiarto mengatakan kegiatan itu digelar Satgaswil Bali Densus 88 AT Polri bersama-sama Polda Bali Kesbangpol Provinsi Bali, Binda Bali, FKUB, MUI, NU dan Muhamdiyah di Aston Hotel & Convention Center Jalan Gatot Subroto Denpasar pada Sabtu (13/8). “Para mantan anggota NII itu juga diberikan Tausyah Moderasi Beragama dan Penguatan Wawasan Kebangsaan disampaikan oleh Ustad Suparman Abdul Karim,” tandasnya.

Pelibatan mereka yang sebelumnya terpapar radikalisme-terorisme dalam upacara Kemerdekaan dan Deklarasi Ikrar Setia tersebut adalah kelanjutan dari tahapan pendekatan pesuasif yang terus dilakukan oleh Densus 88 AT Polri sebagai bagian dari upaya Non-Penal atau pencegahan tanpa pemidanaan. Pendekatan Persuasif dilaksanakan melalui tiga tahapan. Pertama tahap assessment yang berfungsi untuk identifikasi sasaran yang akan dilakukan pendekatan.

Baca Juga :  KPK Tahan Anggota DPR dan Bupati Kapuas

Kemudian tahap disengagement yang berfungsi untuk memisahkan atau memutuskan sasaran dari ikatan kelompoknya. Ketiga tahap rehabilitation, yakni pendekatan personal yang dilakukan dengan edukasi moderasi beragama (deideologi) serta penguatan nasionalisme dan wawasan kebangsaan. Usaha merangkul para anggota kelompok radikal tersebut sebagai bentuk keseriusan dalam mencegah dan mengantisipasi sedini mungkin setiap potensi ancaman terorisme yang ada di masyarakat.

“Sesuai komitmen Pimpinan Densus 88 AT Polri Irjenpol Martinus Hukom. Tentunya dengan mengedepankan cara-cara yang sangat humanis berlandaskan prinsip-prinsip kesetaraan (equality), kepercayaan (trust) dan keberlanjutan (sustainable),” tutupnya. Diberitakan sebelumnya, Satgaswil Bali Densus 88 Anti Teror Polri sudah berhasil menyadarkan puluhan anggota NII untuk setia NKRI melalui pendekatan persuasif.

Pertama 25 anggota NII melakukan pencabutan Bai’at (perjanjian) dan Ikrar setia Pancasila bertempat di Polresta Denpasar pada Sabtu (23/4). Berikutnya 48 anggota NII melakukan pencabutan Bai’at dan Ikrar setia Pancasila di Polres Badung, pada Sabtu (28/5).


DENPASAR, BALI EXPRESS – Deradikalisasi anggota kelompok radikal yang bersebrangan dengan ideologi Pancasila terus diupayakan Satgaswil Bali Densus 88 Anti Teror Polri dengan pendekatan persuasif. Hari Kemerdekaan Republik Indonesia ke-77, Rabu (17/8) pun menjadi momentum memupuk rasa nasionalisme.

Para eks anggota kelompok radikal terorisme tersebut dilibatkan atau ikut serta dalam Upacara Kemerdekaan. “Kali ini memang agak berbeda dari upacara peringatan tahun-tahun sebelumnya, karena di berbagai media diberitakan keikutsertaan para mantan narapidana terorisme dan mantan anggota kelompok radikal, baik sebagai peserta upacara maupun sebagai petugas pelaksana pada upacara,” ujar Kasatgaswil Bali Densus 88 Anti Teror Polri, Kombespol I Ketut Widhiarto, saat dikonfirmasi Kamis (18/8).

Pemandangan itu terlihat pada lima lokasi Upacara di Denpasar. Seperti di Lapangan Pemda Badung yang diikuti oleh lima orang eks kelompok Negara Islam Indonesia (NII). Di Pemkot Denpasar diikuti oleh enam orang eks NII. Lalu, di Polresta Denpasar diikuti oleh delapan orang eks NII. Di Lapangan Wihara Budha Meitreya, Jalan Gunung Soputan Denpasar, diikuti oleh delapan orang eks NII.

Baca Juga :  KPK Tahan Anggota DPR dan Bupati Kapuas

Terbanyak ada di Aula Yayasan Bali Bina Umat Mandiri Sejahtera, Denpasar Timur sebanyak 60 orang eks NII yang bertindak sebagai peserta dan petugas pelaksana upacara, dengan Inspektur Upacara sseorang Perwira Satgaswil Bali Densus 88 AT Polri. Ternyata beberapa hari sebelum ini, 100 orang eks-NII Bali telah melakukan Deklarasi Ikrar Setia kepada NKRI dan Pancasila.

Kombespol Widhiarto mengatakan kegiatan itu digelar Satgaswil Bali Densus 88 AT Polri bersama-sama Polda Bali Kesbangpol Provinsi Bali, Binda Bali, FKUB, MUI, NU dan Muhamdiyah di Aston Hotel & Convention Center Jalan Gatot Subroto Denpasar pada Sabtu (13/8). “Para mantan anggota NII itu juga diberikan Tausyah Moderasi Beragama dan Penguatan Wawasan Kebangsaan disampaikan oleh Ustad Suparman Abdul Karim,” tandasnya.

Pelibatan mereka yang sebelumnya terpapar radikalisme-terorisme dalam upacara Kemerdekaan dan Deklarasi Ikrar Setia tersebut adalah kelanjutan dari tahapan pendekatan pesuasif yang terus dilakukan oleh Densus 88 AT Polri sebagai bagian dari upaya Non-Penal atau pencegahan tanpa pemidanaan. Pendekatan Persuasif dilaksanakan melalui tiga tahapan. Pertama tahap assessment yang berfungsi untuk identifikasi sasaran yang akan dilakukan pendekatan.

Baca Juga :  Miliki Saham di Perusahaan Rafael Alun, KPK Panggil Kepala Kantor Pajak Jaktim

Kemudian tahap disengagement yang berfungsi untuk memisahkan atau memutuskan sasaran dari ikatan kelompoknya. Ketiga tahap rehabilitation, yakni pendekatan personal yang dilakukan dengan edukasi moderasi beragama (deideologi) serta penguatan nasionalisme dan wawasan kebangsaan. Usaha merangkul para anggota kelompok radikal tersebut sebagai bentuk keseriusan dalam mencegah dan mengantisipasi sedini mungkin setiap potensi ancaman terorisme yang ada di masyarakat.

“Sesuai komitmen Pimpinan Densus 88 AT Polri Irjenpol Martinus Hukom. Tentunya dengan mengedepankan cara-cara yang sangat humanis berlandaskan prinsip-prinsip kesetaraan (equality), kepercayaan (trust) dan keberlanjutan (sustainable),” tutupnya. Diberitakan sebelumnya, Satgaswil Bali Densus 88 Anti Teror Polri sudah berhasil menyadarkan puluhan anggota NII untuk setia NKRI melalui pendekatan persuasif.

Pertama 25 anggota NII melakukan pencabutan Bai’at (perjanjian) dan Ikrar setia Pancasila bertempat di Polresta Denpasar pada Sabtu (23/4). Berikutnya 48 anggota NII melakukan pencabutan Bai’at dan Ikrar setia Pancasila di Polres Badung, pada Sabtu (28/5).


Most Read

Artikel Terbaru