25.4 C
Denpasar
Thursday, June 8, 2023

Silaturahmi Kebangsaan Rawat Kebhinekaan dan Keutuhan NKRI

DENPASAR, BALI EXPRESS – Polda Bali menggelar acara Silaturahmi Kebangsaan Demi Merawat Kebhinekaan dan Keutuhan NKRI di Gedung Perkasa Raga Garwita, Kamis (20/5). 

Hadir dalam acara yang tentunya menerapkan protokol kesehatan Covid-19 secara ketat adalah Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat ( MPR ) Bambang Soesatyo, Gus Miftah, Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati, Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Bali Irjenpol Putu Jayan Danu Putra. 

Hadir pula Danrem 163/Wirasatya Brigjen TNI Husein Sagaf, Ketua FKUB Provinsi Bali, Ketua IMMA/BS, Para Rektor Universitas Se-Bali, juga seluruh PJU Polda Bali dan perwakilan mahasiswa, termasuk mahasiswa Papua yang tinggal di Bali. 

Dalam sambutannya, Kapolda Bali Irjenpol Putu Jayan Danu Putra menyampaikan, momen yang bertepatan dengan peringatan ke-113 hari Kebangkitan Nasional ini, bertemakan ‘Bangkit’. 

“Indonesia merupakan bangsa yang tangguh, sehingga kehadiran dalam acara silaturahmi ini sebagai salah satu wujud komitmen integritas dan jati diri yang ditunjukkan kepada warga masyarakat, bahwa kita bisa bangkit karena kita adalah satu bangsa, satu bahasa, dan satu tanah air, yaitu Indonesia,” serunya.

Baca Juga :  Hari Ini Kejari Terima Pelimpahan Tahap II Berkas Ferdy Sambo Cs

Disebutkannya, selain menghadapi pandemi Covid-19 secara global, terdapat juga permasalahan konflik yang terjadi antara Palestina dan Israel yang menjadi perhatian dari sejumlah Negara. 

Hal itu berkaitan dengan Warga Negara Indonesia yang diisi berbagai keberagaman suku, ras, dan agama, sehingga memiliki potensi gesekan di tengah masyarakat yang harus diantisipasi bersama.

“Mari kita awali dari Pulau Bali sebagai wajah keberagaman dan kemajemukan Indonesia pada tingkat regional maupun internasional. Kita menjaga Bali yang memiliki julukan the island of tolerance, the island of gods, the island of peace and love, dan the island of paradise, dengan tetap meng-ajeg-kan budaya lokal tanpa menutup diri dari budaya lain maupun budaya internasional pada kehidupan sosial masyarakat Bali,” ujarnya.

Sementara itu, Miftah Maulana Habiburrahman yang lebih dikenal dengan Gus Miftah, menuturkan hal yang membuat Indonesia terpecah adalah karena belum memahami arti bhineka. 

Baca Juga :  Soal Transaksi Janggal 349 T, Sri Mulyani: Tidak Semua dari Kemenkeu

“Masyarakat Bangsa Indonesia kebanyakan tidak memahami arti bhineka, sehingga banyak kita jumpai di Indonesia adanya perpecahan yang diakibatkan oleh diskriminasi agama, sehingga orang orang saat ini mudah diprovokasi dengan isu SARA,” terangnya.

Dikatakan Gus Miftah, Indonesia hadir dengan banyak bangsa dan berdiri atas nama Bangsa Indonesia. Apa yang mempersatukan itu rasa senasib sepenanggungan, satu idiolegi yang sama, yaitu Pancasila. Pancasila sampai saat ini mampu menjadi alat pemersatu.

Sedangkan Ketua MPR RI Bambang Soesatyo menjelaskan bahwa tantangan Bangsa Indonesia kedepannya adalah masalah SARA, yakni perbedaan suku, agama, ras dan antargolongan. 

Ditambahkan Bambang Soesatyo, pandemi Covid-19 yang melanda saat ini ada beberapa fase, yaitu fase krisis kesehatan, fase survive, fase krisis ekonomi, fase krisis sosial dan politik. 

“Pemerintah saat ini sedang bekerja keras. Oleh karena itu saya mengajak semuanya agar bersama-sama mengatasi masalah Covid m-19 ini. Tugas kita bersama sama kompak dalam menjaga Indonesia,” tutupnya.


DENPASAR, BALI EXPRESS – Polda Bali menggelar acara Silaturahmi Kebangsaan Demi Merawat Kebhinekaan dan Keutuhan NKRI di Gedung Perkasa Raga Garwita, Kamis (20/5). 

Hadir dalam acara yang tentunya menerapkan protokol kesehatan Covid-19 secara ketat adalah Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat ( MPR ) Bambang Soesatyo, Gus Miftah, Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati, Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Bali Irjenpol Putu Jayan Danu Putra. 

Hadir pula Danrem 163/Wirasatya Brigjen TNI Husein Sagaf, Ketua FKUB Provinsi Bali, Ketua IMMA/BS, Para Rektor Universitas Se-Bali, juga seluruh PJU Polda Bali dan perwakilan mahasiswa, termasuk mahasiswa Papua yang tinggal di Bali. 

Dalam sambutannya, Kapolda Bali Irjenpol Putu Jayan Danu Putra menyampaikan, momen yang bertepatan dengan peringatan ke-113 hari Kebangkitan Nasional ini, bertemakan ‘Bangkit’. 

“Indonesia merupakan bangsa yang tangguh, sehingga kehadiran dalam acara silaturahmi ini sebagai salah satu wujud komitmen integritas dan jati diri yang ditunjukkan kepada warga masyarakat, bahwa kita bisa bangkit karena kita adalah satu bangsa, satu bahasa, dan satu tanah air, yaitu Indonesia,” serunya.

Baca Juga :  Hari Pahlawan, DPP LDII: Bimbing Generasi Z untuk Indonesia Emas 2045

Disebutkannya, selain menghadapi pandemi Covid-19 secara global, terdapat juga permasalahan konflik yang terjadi antara Palestina dan Israel yang menjadi perhatian dari sejumlah Negara. 

Hal itu berkaitan dengan Warga Negara Indonesia yang diisi berbagai keberagaman suku, ras, dan agama, sehingga memiliki potensi gesekan di tengah masyarakat yang harus diantisipasi bersama.

“Mari kita awali dari Pulau Bali sebagai wajah keberagaman dan kemajemukan Indonesia pada tingkat regional maupun internasional. Kita menjaga Bali yang memiliki julukan the island of tolerance, the island of gods, the island of peace and love, dan the island of paradise, dengan tetap meng-ajeg-kan budaya lokal tanpa menutup diri dari budaya lain maupun budaya internasional pada kehidupan sosial masyarakat Bali,” ujarnya.

Sementara itu, Miftah Maulana Habiburrahman yang lebih dikenal dengan Gus Miftah, menuturkan hal yang membuat Indonesia terpecah adalah karena belum memahami arti bhineka. 

Baca Juga :  Menaker Temui Buruh soal Tolak JHT Diambil Setelah Usia 56 Tahun

“Masyarakat Bangsa Indonesia kebanyakan tidak memahami arti bhineka, sehingga banyak kita jumpai di Indonesia adanya perpecahan yang diakibatkan oleh diskriminasi agama, sehingga orang orang saat ini mudah diprovokasi dengan isu SARA,” terangnya.

Dikatakan Gus Miftah, Indonesia hadir dengan banyak bangsa dan berdiri atas nama Bangsa Indonesia. Apa yang mempersatukan itu rasa senasib sepenanggungan, satu idiolegi yang sama, yaitu Pancasila. Pancasila sampai saat ini mampu menjadi alat pemersatu.

Sedangkan Ketua MPR RI Bambang Soesatyo menjelaskan bahwa tantangan Bangsa Indonesia kedepannya adalah masalah SARA, yakni perbedaan suku, agama, ras dan antargolongan. 

Ditambahkan Bambang Soesatyo, pandemi Covid-19 yang melanda saat ini ada beberapa fase, yaitu fase krisis kesehatan, fase survive, fase krisis ekonomi, fase krisis sosial dan politik. 

“Pemerintah saat ini sedang bekerja keras. Oleh karena itu saya mengajak semuanya agar bersama-sama mengatasi masalah Covid m-19 ini. Tugas kita bersama sama kompak dalam menjaga Indonesia,” tutupnya.


Most Read

Artikel Terbaru