27.6 C
Denpasar
Saturday, April 1, 2023

Oksigen Langka, Operasi Terjadwal Mulai Terimbas

TABANAN, BALI EXPRESS – Kelangkaan oksigen, khususnya yang cair, di beberapa rumah sakit Tabanan, mulai berpengaruh terhadap jalannya layanan medis. Setidaknya beberapa layanan yang bersifat terjadwal, seperti operasi.

Agar layanan medis tetap jalan, baik bagi pasien terkonfirmasi positif Covid-19 maupun pasien umum lainnya, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tabanan menempuh kebijakan koordinasi lintas rumah sakit untuk berbagi oksigen.

Seperti dijelaskan Wakil Bupati Tabanan I Made Edi Wirawan, Kamis (22/7). Menurutnya, soal kelangkaan oksigen ini telah dikomunikasikan secara berjenjang kepada Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali maupun Kementerian Kesehatan (Kemenkes).

“Tentunya sedang diupayakan. Dikondisikan untuk Bali secara umum. Mudah-mudahan tidak sampai kosong,” jelas Edi Wirawan ketika dikonfirmasi.

Karena itu, solusi jangka pendek yang akan diterapkan di tengah kelangkaan oksigen adalah koordinasi lintas rumah sakit di wilayah Tabanan. “Karena situasi di tingkat provinsi juga sama. Di kabupaten/kota lainnya juga sama,” tegasnya.

Di sisi lain, sampai dengan kemarin siang, pasokan oksigen cair di Badan Rumah Sakit Umum (BRSU) Tabanan telah habis. Untuk sementara pihak rumah sakit mengandalkan oksigen tabung.

Baca Juga :  Kemenag Bekukan Izin LAM BM ABA Milik Kelompok Teroris JI

“Sekarang pakai tabung sementara. Tiap satu jam diganti,” jelas Direktur BRSU Tabanan, dr I Nyoman Susila, ketika dikonfirmasi.

Pihaknya belum bisa memastikan sampai sejauh mana penggunaan oksigen tabung bisa bertahan. Karena pasokannya juga terbatas. Dan harus disesuaikan dengan jumlah pasien yang ada.

“Kalau pagi sampai siang, semua operasi yang perlu oksigen ditunda. Kalau cuci darah (hemodialisa) atau operasi yang bersifat emergency jalan terus,” ungkapnya.

Sebab, lanjutnya, kebutuhan oksigen paling tinggi di rumah sakit kami umumnya pagi sampai dengan siang. Karena sore sudah tidak ada lagi cuci darah.

“Kalau malam cenderung lebih sedikit perlu tabung. Biasanya lima tabung dalam satu jam. Kalau pagi sampai siang, tujuh tabung dan diganti setiap satu jam sekali,” sambungnya.

Dia menjelaskan, yang paling sulit diperoleh saat ini adalah oksigen cair yang sekali isi ulang volumenya dalam satuan ton. Bila dikoneksikan ke sistem, oksigen cair ini bisa diperkirakan lama pemanfaatannya.

Baca Juga :  Ketum LDII Kutuk Pembakaran Alquran, Bisa Picu Kehancuran Peradaban

“Kalau oksigen tabung setiap jam harus diganti karena habis. Satu tabungnya kurang lebih enam meter kubik,” imbuhnya.

Untuk oksigen tabung, menurutnya, masih mendapatkan pasokan dari provinsi. Namun distribusinya belakangan tidak setiap hari. Semisal pasokan untuk kemarin, mestinya pada Rabu (21/7) sore, namun kemarin belum tiba.

Terakhir pasokan oksigen tabung yang diperoleh sebanyak 49 unit. Hanya saja di saat itu pasokan oksigen cair masih tersedia ditambah pasokan oksigen tabung yang ada sebelumnya.

“Sehingga masih ada sisa seratus tabung waktu itu. Kami tidak bisa pastikan seberapa kebutuhan oksigen tabung saat ini. Yang jelas, kalau kasus positif Covid-19 bertambah, kebutuhan oksigen juga bertambah. Berapapun disiapkan oksigen kalau kasusnya terus naik percuma juga. Jadi bukan semata-mata soal produksi,” tegasnya. 


TABANAN, BALI EXPRESS – Kelangkaan oksigen, khususnya yang cair, di beberapa rumah sakit Tabanan, mulai berpengaruh terhadap jalannya layanan medis. Setidaknya beberapa layanan yang bersifat terjadwal, seperti operasi.

Agar layanan medis tetap jalan, baik bagi pasien terkonfirmasi positif Covid-19 maupun pasien umum lainnya, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tabanan menempuh kebijakan koordinasi lintas rumah sakit untuk berbagi oksigen.

Seperti dijelaskan Wakil Bupati Tabanan I Made Edi Wirawan, Kamis (22/7). Menurutnya, soal kelangkaan oksigen ini telah dikomunikasikan secara berjenjang kepada Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali maupun Kementerian Kesehatan (Kemenkes).

“Tentunya sedang diupayakan. Dikondisikan untuk Bali secara umum. Mudah-mudahan tidak sampai kosong,” jelas Edi Wirawan ketika dikonfirmasi.

Karena itu, solusi jangka pendek yang akan diterapkan di tengah kelangkaan oksigen adalah koordinasi lintas rumah sakit di wilayah Tabanan. “Karena situasi di tingkat provinsi juga sama. Di kabupaten/kota lainnya juga sama,” tegasnya.

Di sisi lain, sampai dengan kemarin siang, pasokan oksigen cair di Badan Rumah Sakit Umum (BRSU) Tabanan telah habis. Untuk sementara pihak rumah sakit mengandalkan oksigen tabung.

Baca Juga :  Terkini, 13,6 Juta Orang Telah Tervaksin Covid-19

“Sekarang pakai tabung sementara. Tiap satu jam diganti,” jelas Direktur BRSU Tabanan, dr I Nyoman Susila, ketika dikonfirmasi.

Pihaknya belum bisa memastikan sampai sejauh mana penggunaan oksigen tabung bisa bertahan. Karena pasokannya juga terbatas. Dan harus disesuaikan dengan jumlah pasien yang ada.

“Kalau pagi sampai siang, semua operasi yang perlu oksigen ditunda. Kalau cuci darah (hemodialisa) atau operasi yang bersifat emergency jalan terus,” ungkapnya.

Sebab, lanjutnya, kebutuhan oksigen paling tinggi di rumah sakit kami umumnya pagi sampai dengan siang. Karena sore sudah tidak ada lagi cuci darah.

“Kalau malam cenderung lebih sedikit perlu tabung. Biasanya lima tabung dalam satu jam. Kalau pagi sampai siang, tujuh tabung dan diganti setiap satu jam sekali,” sambungnya.

Dia menjelaskan, yang paling sulit diperoleh saat ini adalah oksigen cair yang sekali isi ulang volumenya dalam satuan ton. Bila dikoneksikan ke sistem, oksigen cair ini bisa diperkirakan lama pemanfaatannya.

Baca Juga :  Semangati Perajin, Wakasal Apresiasi Sentra Tenun Jembrana

“Kalau oksigen tabung setiap jam harus diganti karena habis. Satu tabungnya kurang lebih enam meter kubik,” imbuhnya.

Untuk oksigen tabung, menurutnya, masih mendapatkan pasokan dari provinsi. Namun distribusinya belakangan tidak setiap hari. Semisal pasokan untuk kemarin, mestinya pada Rabu (21/7) sore, namun kemarin belum tiba.

Terakhir pasokan oksigen tabung yang diperoleh sebanyak 49 unit. Hanya saja di saat itu pasokan oksigen cair masih tersedia ditambah pasokan oksigen tabung yang ada sebelumnya.

“Sehingga masih ada sisa seratus tabung waktu itu. Kami tidak bisa pastikan seberapa kebutuhan oksigen tabung saat ini. Yang jelas, kalau kasus positif Covid-19 bertambah, kebutuhan oksigen juga bertambah. Berapapun disiapkan oksigen kalau kasusnya terus naik percuma juga. Jadi bukan semata-mata soal produksi,” tegasnya. 


Most Read

Artikel Terbaru