JAKARTA, BALI EXPRESS – Upaya Menko Polhukam Mahfud MD bongkar dugaan transaksi janggal sebesar Rp 349 triliun dicurigai sebagai cara untuk menyingkirkan Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani. Hal tersebut diungkapkan anggota Komisi III DPR RI Benny K Harman.
“Apakah dia punya motif untuk menyingkirkan Sri Mulyani atau untuk tokoh-tokoh tertentu?,” kata Benny kepada wartawan di Kompleks Senayan, Jakarta, Senin (27/3).
Selain itu, politisi Partai Demokrat itu juga mempertanyakan apakah Mahfud MD sudah melaporkan transaksi janggal Rp 349 triliun itu kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) selaku atasannya di Kabinet Indonesia Maju.
“Saya tanya, Mahfud ini apa posisinya. Apakah omongan dia itu sepengetahuan presiden, apakah pada tau?,” tutur dia.
Karena itu, jika mantan Ketua Mahkamah Konsitusi (MK) itu tidak bisa membuktikan kebenaran transaksi janggal sebesar Rp 349 triliun, dia harus bertanggung jawab.
“Saya minta Pak Mahfud MD tidak boleh ewuh-pakewuh karena sudah mulai mengungkapkan,” tandasnya dikutip dari Pojoksatu.
Sebelumnya, Komisi III DPR RI menerima tantangan Menko Polhukam Mahfud MD terkait membongkar transaksi janggal sebesar Rp 349 triliun. Anggota Komisi III DPR Arsul Sani menegaskan siap menghadiri rapat bersama Mahfud MD membahas transaksi janggal Rp 349 triliun.
Hal tersebut disampaikan, merespon cuitan Mahfud MD di akun Twitternya yang meminta kesediaan anggota Komisi III seperti Arsul Sani, Benny K Harman dan Arteria Dahlan menghadiri rapat pada 29 Maret 2023.
“Saya sendiri dan kawan-kawan yang disebut dalam Twit itu, insya Allah akan hadir,” kata Arsip kepada wartawan di Jakarta, Minggu (26/3).
Dia berharap Mahfud MD memiliki banyak waktu, sehingga pembahasan transaksi janggal itu berjalan dengan lancar dan tidak harus terkendala adanya kegiatan pribadi Mahfud.
“Sebagai orang yang pernah duduk jadi anggota DPR, tentu Pak Mahfud juga memahami kadang rapat di DPR ini bisa panjang,” ucapnya.