29.8 C
Denpasar
Saturday, June 10, 2023

Banyak Pungli dan Aksi Intoleran, Relawan Cianjur Mundur

JAWA BARAT, BALI EXPRESS – Viral di media sosial salah satu kelompok relawan yang mengatasnamakan Grassroots menyatakan mundur sebagai relawan kemanusiaan untuk korban gempa Cianjur, Jawa Barat. Pernyataan menarik diri atau mundur dari aktivitas kemanusiaan  diungkap melalui akun media sosialnya @idn.grassroots, Selasa (29/11).

Pihaknya menyampaikan alasan mereka terpaksa harus menarik mundur para relawannya. “Dengan sangat menyesal, kami tarik mundur rescure dan rekan-rekan medis dari RAID yang diperbantukan untuk tragedi Cianjur,” keterangan dari unggahan akun grassroots.

Hal itu karena banyaknya oknum yang tidak bertanggung jawab, yang kemudian memanfaatkan momen serta bantuan yang diberikan.

“Dengan pertimbangan, perlakuan dari sekelompok masyarakat yang justru membebani misi kemanusiaan kawan-kawan di lapangan,” katanya.

Baca Juga :  Ketua Umum Ormas GMBI Ditangkap, Demo Berujung Ricuh

Banyaknya pungli di berbagai titik jalan yang dilalui armada angkut para relawan, disinyalir menjadi salah satu alasannya.

Selain itu, adanya tindakan intoleran terhadap beberapa relawan dengan dalih agama, menjadi faktor lainnya yang membuat mereka memutuskan menarik diri.

“Banyaknya pungli di beberapa titik jalan yang dilalui unit armada angkut kami. Adanya tindakan intoleran terhadap beberapa rekan dengan dalih agama,” tulis akun tersebut.

“Kami datang tanpa simbol dan atribut. Jika hanya perbedaan warna kulit dan keyakinan menjadi pembatas, maka tidak ada jalan bagi kami untuk pulang dan rehat,” lanjutnya.

Sementara Kabid Humas Polda Jabar Kombes Ibrahim Tompo memastikan, kabar relawan medis yang ditarik mundur dari lokasi bencana itu adalah hoaks. “Tidak benar,” kata dia ketika dikonfirmasi.

Baca Juga :  Terkait Pengadaan Tanah di Munjul, KPK Dalami Pengelolaan APBD DKI

Sebagai tindak lanjut, polisi bakal melakukan pengecekan dan pendalaman.  Dia meminta masyarakat agar tak terprovokasi dan bijak dalam menggunakan media sosial, terutama di tengah situasi penanganan bencana.

“Kontennya akan dicek dan didalami,” ucap dia.






Reporter: Wiwin Meliana

JAWA BARAT, BALI EXPRESS – Viral di media sosial salah satu kelompok relawan yang mengatasnamakan Grassroots menyatakan mundur sebagai relawan kemanusiaan untuk korban gempa Cianjur, Jawa Barat. Pernyataan menarik diri atau mundur dari aktivitas kemanusiaan  diungkap melalui akun media sosialnya @idn.grassroots, Selasa (29/11).

Pihaknya menyampaikan alasan mereka terpaksa harus menarik mundur para relawannya. “Dengan sangat menyesal, kami tarik mundur rescure dan rekan-rekan medis dari RAID yang diperbantukan untuk tragedi Cianjur,” keterangan dari unggahan akun grassroots.

Hal itu karena banyaknya oknum yang tidak bertanggung jawab, yang kemudian memanfaatkan momen serta bantuan yang diberikan.

“Dengan pertimbangan, perlakuan dari sekelompok masyarakat yang justru membebani misi kemanusiaan kawan-kawan di lapangan,” katanya.

Baca Juga :  Jerinx Bayar Denda Pakai Uang Receh 

Banyaknya pungli di berbagai titik jalan yang dilalui armada angkut para relawan, disinyalir menjadi salah satu alasannya.

Selain itu, adanya tindakan intoleran terhadap beberapa relawan dengan dalih agama, menjadi faktor lainnya yang membuat mereka memutuskan menarik diri.

“Banyaknya pungli di beberapa titik jalan yang dilalui unit armada angkut kami. Adanya tindakan intoleran terhadap beberapa rekan dengan dalih agama,” tulis akun tersebut.

“Kami datang tanpa simbol dan atribut. Jika hanya perbedaan warna kulit dan keyakinan menjadi pembatas, maka tidak ada jalan bagi kami untuk pulang dan rehat,” lanjutnya.

Sementara Kabid Humas Polda Jabar Kombes Ibrahim Tompo memastikan, kabar relawan medis yang ditarik mundur dari lokasi bencana itu adalah hoaks. “Tidak benar,” kata dia ketika dikonfirmasi.

Baca Juga :  Kapal Ikan dari Benoa Tenggelam di Samudera Hindia, 1 Tewas, 10 Hilang

Sebagai tindak lanjut, polisi bakal melakukan pengecekan dan pendalaman.  Dia meminta masyarakat agar tak terprovokasi dan bijak dalam menggunakan media sosial, terutama di tengah situasi penanganan bencana.

“Kontennya akan dicek dan didalami,” ucap dia.






Reporter: Wiwin Meliana

Most Read

Artikel Terbaru