28.7 C
Denpasar
Sunday, April 2, 2023

Gubernur NTT Ogah Cabut Kebijakan Masuk Sekolah Pukul 05.00, Ini Alasannya!

NTT, BALI EXPRESS – Kebijakan Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat terkait masuk sekolah pukul 05.00 Wita menuai beragam reaksi publik. Meski mendapat banyak kecaman, Gubernur Viktor menolak mencabut kebijakan tersebut. Bahkan  orang tua murid yang tidak setuju dengan kebijakan ini, diminta untuk memindahkan anaknya dari sekolah terkait jika tidak mampu.

Pihaknya berdalih, kebijakan ini diterapkan agar pelajar NTT bisa masuk perguruan tinggi ternama di Indonesia. Viktor mengungkapkan, anggaran pendidikan di NTT cukup besar, bahkan lebih dari 20 persen seperti yang diamanatkan konstitusi. Namun, ia menilai lulusan SMA di NTT sangat sedikit yang mampu menembus perguruan tinggi negeri favorit. Ia pun meminta kepala Dinas Pendidikan untuk menyiapkan setidaknya dua SMA yang didesain menjadi sekolah unggul.

Baca Juga :  Kebakaran Landa Gudang Berisi Bahan Kimia di Padang

“Untuk kepentingan masa depan anak –anak kita. Nantinya akan ada kerja sama dengan lembaga yang membantu siswa bisa masuk ke perguruan tinggi ternama. Lembaga itu akan membantu pengajaran dan mempersiapkan siswa di NTT lebih dini untuk bersaing dalam perguruan tinggi,” jelas Laiskodat.

Mantan angota DPR RI dari Fraksi Nasdem ini memberi contoh, bila siswa itu ingin masuk ke Harvard University, maka lembaga yang membantu itu wajib menyiapkan siswa tersebut untuk mampu masuk dalam kampus ternama itu.

“Kita tidak perlu semua sekolah. Tapi kami (hanya) perlu dua sekolah. Dua sekolah itu sekolah unggul. Unggul dalam pengetahuan, unggul dalam karakter. Sekolah ini harus bisa mencukupi itu, karena kami punya kekurangan-kekurangan,” ujar Viktor.

Baca Juga :  36 Warga Krukut Positif Covid-19, Berpotensi Terkena Omicron

Karena itu, kembali Laiskodat menegaskan, dirinya tidak akan mencabut kebijakan ini. Terlepas dari pemimpin baru nantinya mau melanjutkan atau mencabut itu. Tetapi selama kepemimpinannya, kebijakan itu tetap diberlakukan.

“Kebijakan ini, apapun yang terjadi, akan tetap dilaksanakan, sekalipun protes dari segala penjuru. Setiap perubahan pasti menuai pro dan kontra. Itu hal yang lumrah,” katanya.






Reporter: Wiwin Meliana

NTT, BALI EXPRESS – Kebijakan Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat terkait masuk sekolah pukul 05.00 Wita menuai beragam reaksi publik. Meski mendapat banyak kecaman, Gubernur Viktor menolak mencabut kebijakan tersebut. Bahkan  orang tua murid yang tidak setuju dengan kebijakan ini, diminta untuk memindahkan anaknya dari sekolah terkait jika tidak mampu.

Pihaknya berdalih, kebijakan ini diterapkan agar pelajar NTT bisa masuk perguruan tinggi ternama di Indonesia. Viktor mengungkapkan, anggaran pendidikan di NTT cukup besar, bahkan lebih dari 20 persen seperti yang diamanatkan konstitusi. Namun, ia menilai lulusan SMA di NTT sangat sedikit yang mampu menembus perguruan tinggi negeri favorit. Ia pun meminta kepala Dinas Pendidikan untuk menyiapkan setidaknya dua SMA yang didesain menjadi sekolah unggul.

Baca Juga :  Seorang Istri Layani Oknum Polisi hingga Hamil Demi Suami

“Untuk kepentingan masa depan anak –anak kita. Nantinya akan ada kerja sama dengan lembaga yang membantu siswa bisa masuk ke perguruan tinggi ternama. Lembaga itu akan membantu pengajaran dan mempersiapkan siswa di NTT lebih dini untuk bersaing dalam perguruan tinggi,” jelas Laiskodat.

Mantan angota DPR RI dari Fraksi Nasdem ini memberi contoh, bila siswa itu ingin masuk ke Harvard University, maka lembaga yang membantu itu wajib menyiapkan siswa tersebut untuk mampu masuk dalam kampus ternama itu.

“Kita tidak perlu semua sekolah. Tapi kami (hanya) perlu dua sekolah. Dua sekolah itu sekolah unggul. Unggul dalam pengetahuan, unggul dalam karakter. Sekolah ini harus bisa mencukupi itu, karena kami punya kekurangan-kekurangan,” ujar Viktor.

Baca Juga :  Anak Para Tenaga Kesehatan Dapat Prioritas dalam PPDB di Jateng

Karena itu, kembali Laiskodat menegaskan, dirinya tidak akan mencabut kebijakan ini. Terlepas dari pemimpin baru nantinya mau melanjutkan atau mencabut itu. Tetapi selama kepemimpinannya, kebijakan itu tetap diberlakukan.

“Kebijakan ini, apapun yang terjadi, akan tetap dilaksanakan, sekalipun protes dari segala penjuru. Setiap perubahan pasti menuai pro dan kontra. Itu hal yang lumrah,” katanya.






Reporter: Wiwin Meliana

Most Read

Artikel Terbaru