29.8 C
Denpasar
Saturday, June 10, 2023

Bunut ‘Nyekangkang’, Tempat Persembunyian Zaman Penjajahan di Gesing

BALI EXPRESS, SINGARAJA – Selain air terjun, Desa Gesing, Kecamatan Banjar, Kabupaten Buleleng yang bertetangga dengan Desa Munduk ini, juga memiliki objek lain yang mampu menjadi daya tarik wisata foto. Seperti halnya pohon raksasa. Warga setempat menyebut Bunut Nyekangkang, karena akarnya yang sangat banyak dan besar-besar. Kini, pohon tersebut tidak lagi tinggi seperti dulu. Separuh sudah tumbang akibat terkoyak angin kencang. 

Namun demikian, kesan tuanya tak hilang. Kesan artistik masih sangat kental muncul dari akarnya. Benar-benar menunjukkan kesan tua. Pohon itu diyakini berusia mendekati seribu tahun. “Pohon ini sudah sangat tua. Akarnya yang besar, bagus untuk backround foto,” ucap Ketua KPPW Desa Gesing, I Gede Yogi Adi Prawira. 

Baca Juga :  Sanggar Nong-Nong Kling Dibentuk Ikuti Petunjuk Gaib    

Menurut cerita, sambungnya, pohon bunut yang berada di Timur Kantor Desa itu dijadikan sebagai tempat persembunyian ketika zaman penjajahan. Orang masuk dari celah-celah akar dan diam di tengah. “Dikatakan sebagai tempat nyingkir. Tempat bersembunyi zaman dulu,” tuturnya. Pohon itu kerap memantik rasa penasaran sejumlah wisatawan mancanegara. Tak jarang rela datang untuk berfoto. Penataan pun dilakukan oleh KPPW dan dibuatkan pagar berbahan bambu. “Ini bisa untuk menambah objek selain air terjun,” jelasnya. 

Warisan budaya juga masih terpelihara baik oleh masyarakat Desa Gesing. Seperti hanya Nyakan Diwang ketika Ngembak Gni, rangkaian Hari Raya Nyepi. Bahkan, dalam menjalankan itu, hampir seluruh warga membuat tenda di luar rumah. Ini yang membedakan dengan nyakan diwang di daerah lain. Selain itu, ada pula permainan gangsing. “Kearifan lokal ini bisa juga jadi pendukung untuk pengembangan pariwisata,” katanya.

Baca Juga :  Jadi Tempat Esek-esek, Mini Teater di Banyuning Digerebek

BALI EXPRESS, SINGARAJA – Selain air terjun, Desa Gesing, Kecamatan Banjar, Kabupaten Buleleng yang bertetangga dengan Desa Munduk ini, juga memiliki objek lain yang mampu menjadi daya tarik wisata foto. Seperti halnya pohon raksasa. Warga setempat menyebut Bunut Nyekangkang, karena akarnya yang sangat banyak dan besar-besar. Kini, pohon tersebut tidak lagi tinggi seperti dulu. Separuh sudah tumbang akibat terkoyak angin kencang. 

Namun demikian, kesan tuanya tak hilang. Kesan artistik masih sangat kental muncul dari akarnya. Benar-benar menunjukkan kesan tua. Pohon itu diyakini berusia mendekati seribu tahun. “Pohon ini sudah sangat tua. Akarnya yang besar, bagus untuk backround foto,” ucap Ketua KPPW Desa Gesing, I Gede Yogi Adi Prawira. 

Baca Juga :  Batur Natural Geopark; Sisi Lain Panorama Bali

Menurut cerita, sambungnya, pohon bunut yang berada di Timur Kantor Desa itu dijadikan sebagai tempat persembunyian ketika zaman penjajahan. Orang masuk dari celah-celah akar dan diam di tengah. “Dikatakan sebagai tempat nyingkir. Tempat bersembunyi zaman dulu,” tuturnya. Pohon itu kerap memantik rasa penasaran sejumlah wisatawan mancanegara. Tak jarang rela datang untuk berfoto. Penataan pun dilakukan oleh KPPW dan dibuatkan pagar berbahan bambu. “Ini bisa untuk menambah objek selain air terjun,” jelasnya. 

Warisan budaya juga masih terpelihara baik oleh masyarakat Desa Gesing. Seperti hanya Nyakan Diwang ketika Ngembak Gni, rangkaian Hari Raya Nyepi. Bahkan, dalam menjalankan itu, hampir seluruh warga membuat tenda di luar rumah. Ini yang membedakan dengan nyakan diwang di daerah lain. Selain itu, ada pula permainan gangsing. “Kearifan lokal ini bisa juga jadi pendukung untuk pengembangan pariwisata,” katanya.

Baca Juga :  Wagub Jabar Dampingi Menkes Luncurkan Gebyar Vaksinasi COVID-19 Lansia

Most Read

Artikel Terbaru