29.8 C
Denpasar
Friday, March 31, 2023

Bocah 8 Tahun Telan Kunci Gembok, Operasi Terkendala Biaya

INDRAMAYU, BALI EXPRESS – Seorang anak bernama Muhammad Zulzalaly Wal Ikhrom, 8, di Kabupaten Indramayu tanpa sengaja menelan kunci gembok rumahnya. Peristiwa itu terjadi saat dia baru selesai mengerjakan tugas sekolah dan main ponsel sambil berbaring. Sambil main HP ia menggigit kunci lalu ketiduran. Akhirnya tanpa sengaja kunci itupun tertelan.

Zul langsung berusaha memuntahkan kunci tersebut. Namun, kunci sebesar ibu jari itu tersangkut di kerongkongannya dan tidak bisa dikeluarkan.

Sang ibu, Nina Listiana yang mengetahui kejadian itu pun panik. Nina langsung membawa anak ketiganya itu ke salah satu klinik. Namun, petugas di klinik tidak bisa menangani dan mengarahkannya ke RSUD Indramayu.

Berdasar hasil pemeriksaan di RSUD Indramayu, kunci gembok itu ternyata telah bersarang di dalam lambung Zul. Namun, pihak RSUD Indramayu tidak bisa menangani lebih lanjut sehingga merujuknya ke RS Gunung Jati Cirebon.

Berdasar hasil rontgen, kunci itu sekarang berada di lambung. Menurut dokter, pengambilan kunci tersebut harus dilakukan melalui cara endoskopi oleh dokter spesialis bedah anak maupun spesialis bedah lain.

Namun bocah yatim itu terkendala biaya. Nina, sang ibu, hanya seorang buruh cuci dengan penghasilan Rp 50 ribu sehari dan harus merawat tiga anak. Suaminya telah meninggal saat Zul masih berusia 7 bulan.

Baca Juga :  Taman Rekreasi Tukad Bindu, Destinasi Alternatif Nyaman untuk Keluarga

Perempuan 40 tahun itu juga tak punya BPJS Kesehatan, KIS (kartu Indonesia Sehat), bahkan tak pernah mendapat pembagian BLT (bantuan langsung tunai).

Saat Zul ditangani di RSUD Indramayu setelah kunci gembok yang tak sengaja dia telan pada Rabu (14/9) pekan lalu itu, Nina harus membayar biaya perawatannya. Untuk itu, dia terpaksa berutang ke sejumlah tetangga.

”Saya terpaksa pinjam uang Rp 1 juta ke tetangga. Itu pinjam dari sepuluh orang,” kata warga Kelurahan Lemahabang, Kecamatan/Kabupaten Indramayu, Selasa (20/9), dikutip dari Jawa Pos.

Penghasilannya dari menjadi buruh cuci pakaian hanya cukup untuk makan sehari-hari. Nina menyatakan, saat ini kartu BPJS Kesehatan-nya sedang diurus pihak kelurahan setempat. Tapi, dia tidak tahu kapan kartu tersebut selesai.

Tidak adanya kartu BPJS Kesehatan itu telah menghambat pelaksanaan operasi pengambilan kunci dari dalam perut Zul. Operasi baru dilakukan jika kartu BPJS Kesehatan miliknya telah aktif.

Nina pun khawatir akan kondisi anaknya. Meski, dia mengakui, anaknya hingga kini masih bisa makan seperti biasa. ”Kemarin sih badannya sempat demam. Kalau makannya normal, malah sekarang lebih lahap dari biasanya,” kata Nina.

Baca Juga :  Spa di Harris Riverview Kuta; Beragam Treatment Manjakan Wisatawan

Sementara itu, Dirut RSUD Indramayu Deden Bonni Koswara menjelaskan, pasien Zul datang ke rumah sakit yang dipimpinnya pada 14 September pukul 23.30 WIB atau 15 menit setelah menelan kunci tersebut. Berdasar hasil pemeriksaan, Zul berkondisi baik dan tidak ada yang mengkhawatirkan atau memengaruhi secara fisik. Zul juga tidak mengalami kelainan medis.

”Dari hasil rontgen, kunci itu ada di lambung,” ujar Deden.

Deden menyatakan, pasien tersebut memang tidak memiliki BPJS Kesehatan. Karena itu, pihaknya sudah berkoordinasi dengan kepala dinas kesehatan dan mengajukan pasien itu sebagai penerima bantuan iuran (PBI) atau peserta bukan penerima upah (PBPU) pemda. ”Jadi, preminya dibayar pemda. Cuma, tidak bisa langsung. Itu aktifnya 1 Oktober 2022,” kata Deden.

Meski demikian, lanjut Deden, jika sebelum 1 Oktober Zul mengalami kondisi yang membutuhkan penanganan segera, misalnya kunci itu sampai turun ke usus atau ada infeksi, pihaknya akan melakukan operasi di RSUD Indramayu.






Reporter: Wiwin Meliana

INDRAMAYU, BALI EXPRESS – Seorang anak bernama Muhammad Zulzalaly Wal Ikhrom, 8, di Kabupaten Indramayu tanpa sengaja menelan kunci gembok rumahnya. Peristiwa itu terjadi saat dia baru selesai mengerjakan tugas sekolah dan main ponsel sambil berbaring. Sambil main HP ia menggigit kunci lalu ketiduran. Akhirnya tanpa sengaja kunci itupun tertelan.

Zul langsung berusaha memuntahkan kunci tersebut. Namun, kunci sebesar ibu jari itu tersangkut di kerongkongannya dan tidak bisa dikeluarkan.

Sang ibu, Nina Listiana yang mengetahui kejadian itu pun panik. Nina langsung membawa anak ketiganya itu ke salah satu klinik. Namun, petugas di klinik tidak bisa menangani dan mengarahkannya ke RSUD Indramayu.

Berdasar hasil pemeriksaan di RSUD Indramayu, kunci gembok itu ternyata telah bersarang di dalam lambung Zul. Namun, pihak RSUD Indramayu tidak bisa menangani lebih lanjut sehingga merujuknya ke RS Gunung Jati Cirebon.

Berdasar hasil rontgen, kunci itu sekarang berada di lambung. Menurut dokter, pengambilan kunci tersebut harus dilakukan melalui cara endoskopi oleh dokter spesialis bedah anak maupun spesialis bedah lain.

Namun bocah yatim itu terkendala biaya. Nina, sang ibu, hanya seorang buruh cuci dengan penghasilan Rp 50 ribu sehari dan harus merawat tiga anak. Suaminya telah meninggal saat Zul masih berusia 7 bulan.

Baca Juga :  Jasad Siswi SMP Disimpan Selama 2 Bulan, Keyakinannya Bikin Geleng-geleng

Perempuan 40 tahun itu juga tak punya BPJS Kesehatan, KIS (kartu Indonesia Sehat), bahkan tak pernah mendapat pembagian BLT (bantuan langsung tunai).

Saat Zul ditangani di RSUD Indramayu setelah kunci gembok yang tak sengaja dia telan pada Rabu (14/9) pekan lalu itu, Nina harus membayar biaya perawatannya. Untuk itu, dia terpaksa berutang ke sejumlah tetangga.

”Saya terpaksa pinjam uang Rp 1 juta ke tetangga. Itu pinjam dari sepuluh orang,” kata warga Kelurahan Lemahabang, Kecamatan/Kabupaten Indramayu, Selasa (20/9), dikutip dari Jawa Pos.

Penghasilannya dari menjadi buruh cuci pakaian hanya cukup untuk makan sehari-hari. Nina menyatakan, saat ini kartu BPJS Kesehatan-nya sedang diurus pihak kelurahan setempat. Tapi, dia tidak tahu kapan kartu tersebut selesai.

Tidak adanya kartu BPJS Kesehatan itu telah menghambat pelaksanaan operasi pengambilan kunci dari dalam perut Zul. Operasi baru dilakukan jika kartu BPJS Kesehatan miliknya telah aktif.

Nina pun khawatir akan kondisi anaknya. Meski, dia mengakui, anaknya hingga kini masih bisa makan seperti biasa. ”Kemarin sih badannya sempat demam. Kalau makannya normal, malah sekarang lebih lahap dari biasanya,” kata Nina.

Baca Juga :  Taman Rekreasi Tukad Bindu, Destinasi Alternatif Nyaman untuk Keluarga

Sementara itu, Dirut RSUD Indramayu Deden Bonni Koswara menjelaskan, pasien Zul datang ke rumah sakit yang dipimpinnya pada 14 September pukul 23.30 WIB atau 15 menit setelah menelan kunci tersebut. Berdasar hasil pemeriksaan, Zul berkondisi baik dan tidak ada yang mengkhawatirkan atau memengaruhi secara fisik. Zul juga tidak mengalami kelainan medis.

”Dari hasil rontgen, kunci itu ada di lambung,” ujar Deden.

Deden menyatakan, pasien tersebut memang tidak memiliki BPJS Kesehatan. Karena itu, pihaknya sudah berkoordinasi dengan kepala dinas kesehatan dan mengajukan pasien itu sebagai penerima bantuan iuran (PBI) atau peserta bukan penerima upah (PBPU) pemda. ”Jadi, preminya dibayar pemda. Cuma, tidak bisa langsung. Itu aktifnya 1 Oktober 2022,” kata Deden.

Meski demikian, lanjut Deden, jika sebelum 1 Oktober Zul mengalami kondisi yang membutuhkan penanganan segera, misalnya kunci itu sampai turun ke usus atau ada infeksi, pihaknya akan melakukan operasi di RSUD Indramayu.






Reporter: Wiwin Meliana

Most Read

Artikel Terbaru