DENPASAR, BALI EXPRESS – Muhammad Faizi, mantan anggota Negara Islam Indonesia (NII) yang selama ini tinggal di Denpasar Utara, akhirnya memilih kembali ke pangkuan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Hal itu ditandai dengan pembacaan surat pernyataan setia kepada Pancasila dan NKRI di Mapolresta Denpasar, Sabtu (23/4). Meski begitu, Densus 88 menduga masih ada anggota NII di Bali.
“Demi Allah saya bersumpah, satu, untuk melapas diri dari bai’at kepada pimpinan Negara Islam Indonesia dan organisasi Negara Islam Indonesia,” kata kata pria kelahiran 27 Juli 1983 tersebut.
“Kedua, menolak dan menjauhi segala bentuk faham dan kelompok yang dapat memecah belah Negara Kesatuan Republik Indonesia,” lanjutnya.
Selanjutnya, dia juga menyatakan setia dan mengakui Pancasila dan UUD 45 sebagai dasar hukum negara. Kemudian, dia juga menyatakan setia dan menjaga kedaluatan NKRI. Juga berjanji akan mengikuti segala peraturan dan perundang-undangan yang berlaku di NKRI.
Dia adalah salah satu dari 25 anggota NII yang menyatakan kembali ke pangkuan NKRI dan mengakui Pancasila dan UUD45 sebagai dasar hukum Negara.
Meski sudah ada yang menyatakan setia kepada NKRI, Seorang petinggi Satgaswil Bali Densus 88 Polri menduga anggota kelompok ini masih banyak di Bali. Untukitu pihaknya akan mengedepankan upaya persuasif. Dengan harapan dapat berefek domino kepada mereka yang merasa sebagai anggota kelompok itu di Bali agar melakukan hal yang sama.
Adapun setelah pembatalan bai’at, pihaknya tetap mengawasi mantan anggota NII dengan tiga prinsip. Pertama kesetaraan, lalu kepercayaan dan kesinambungan atau keberlanjutan.
“Kesetaraan itu artinya ya kita dengan dia sama-sama orang merdeka, kalau ditangkap dulu kan sudah tidak merdeka mereka. Kepercayaan, kalau mereka tidak percaya mana mau ketemu dengan kami. Keberlanjutan itu tadi, kami akan terus lakukan pendampingan dan pembinaan terhadap mereka, sampai mereka betul betul secara pemahaman baik konsep kebangsaan maupun dalam memahami agama. Jadi mereka kami dorong mempelajari agama melalui organisasi keagamaan GP Ansor, NU, Muhamadyah yang sudah terbukti kenasionalisannya,” kata perwira tersebut.
Disinggung mengenai isu NII yang sudah menyusup ke Aparat Sipil Negara (ASN) Pimpinan Satgaswil Bali Densus 88 AT ini mengaku belum menemukan. Tetapi pihaknya tetap akan menelusuri isu tersebut. Pimpinan Satgas pun enggan menyebut jumlah pasti anggota tersebut. Tapi tujuan dari upayanya ini adalah menjaga kondusifitas Bali demi menjaga destinasi pariwisatanya. Karen ancaman terorisme menjadi pertimbangan utama bagi masyarakat mancanegara untuk berkunjung.
“Mungkin masih ada, yang jelas kami bisa mengontrol itu,” tegas pria itu.
Lebih lanjut, visi Kelompok NII dikatakan adalah mendirikan sistem Khilafah di Indonesia. Hal itu bisa saja mengarah pada upaya kudeta terhadap Pemimpin Negara atau Rezim saat ini yang sistemnya adalah Demokrasi. Karena pada intinya Khilafah adalah anti demokrasi. Meski begitu, pemahaman anggotanya disebut berbeda-beda. Sebab, NII tidak langsung menjelaskan tujuannya sebagai kelompok saat merekrut anggota.
“Pengakuan mereka tidak semua anggota paham kemana dibawa organisasi ini dengan baik, mereka pikir ini jemaah islam biasa saja, namun dari sana mereka digiring secara bertahap, tidak serta-merta mereka diberitahu mau ini mau itu, tidak, giringnya secara bertahap, semakin militan, baru semakin dibuka apa sebenarnya menjadi tujuan besar organisasi ini, tapi pasti mereka taulah NII ini sepak terjangnya kan sudah sejak jaman Kartosoewiryo,” pungkasnya.