BANGLI, BALI EXPRESS- Dua bale pesandekan di Pura Pancering Jagat, Desa Terunyan, Kecamatan Kintamani, roboh. Kejadian itu menimbulkan kerugian sekitar Rp 200 juta.
Salah seorang pemangku Pura Pancering Jagat Ketut Jaksa mengungkapkan, peristiwa itu diperkiarakan terjadi saat hujan deras disertai angin kencang, Senin (22/2) malam. Namun warga baru tahu Selasa (23/2) pagi. “Malam itu seperti angin puting beliung karena suaranya luar biasa, bergemuruh disertai hujan lebat,” ungkapnya.
Disebutkannya, bale saka kutus yang roboh itu berada di areal pura. Posisinya berhadapan. Setelah mengetahui kejadian, prajuru Desa Adat Terunyan langsung melakukan pertemuan untuk menindaklanjuti kejadian itu. Baik secara sekala maupun niskala. Selain mengakibatkan bangunan bale pesandekan roboh, hujan deras dan angin kencang di Terunyan juga menyebabkan pohon tumbang, melintang di jalan raya jalur desa setempat.
Sementara di Desa Kintamani, senderan jebol menggerus bangunan dapur dan kamar mandi milik warga bernama Cok Alit, Senin sore. Material longsoran nyaris menimpa rumah Made Darmawan yang posisinya lebih rendah. Menurut Darmawan, bencana longsor itu bukan kali pertama. “Kejadian terakhir Senin kira-kira jam 4 sore,” ujar Darmawan.
Saat kejadian terakhir, sejumlah buruh bangunan tengah bekerja memperbaiki senderan yang longsor sebelumnya. Akibat kejadian itu, Darmawan dan keluarganya untuk sementara mengungsi di rumah adiknya karena khawatir terjadi longsor susulan. “Kalau tidak hujan baru berani menempati rumah, musim hujan menyelamatkan diri,” jelasnya.