26.5 C
Denpasar
Thursday, June 1, 2023

Euforia PON Jangan Sekadar Ucapan Selamat dan Bonus

DENPASAR, BALI EXPRESS – Perjuangan para atlet PON Bali di PON XX Papua lalu sudah selayaknya mendapat apresiasi setinggi-tingginya. Semua dikorbankan, dari waktu, pendidikan, pekerjaan maupun keluarga mereka. Dengan prestasi yang yang diraih, terutama medali emas mampu mengangkat derajat olahraga Bali di mata nasional.

Salah satu tokoh olahraga Bali, AA Bagus Tri Candra Arka yang saat ini mengurus dua cabang olahraga (cabor), yakni tarung derajat dan cricket berharap pemerintah daerah bisa memberikan lebih kepada para atlet. Bukan di dua cabor itu saja, melainkan seluruh cabor yang atletnya meraih prestasi di PON lalu. “Saya harap euforia PON tak berhenti pada saat ucapan selamat dan pemberian bonus saja. Setelah itu tidak ada kelanjutan lagi. Kalau orang Bali bilang, abulan pitung dina (1 bulan 7 hari). Setelah itu, selesai tanpa ada kelanjutan lagi,” ungkap Tri Candra Arka, Selasa (2/11).

Baca Juga :  Barca Menang Saat Laga Perpisahan Pique

Ia menegaskan, para atlet ini butuh yang lebih dari sekadar ucapan selamat dan bonus. Misalnya soal pekerjaan dan masa depannya. “Saat aktif menjadi atlet dan berprestasi, mereka disanjung. Setelah berhenti, mereka terlupakan,” katanya.

Berkaca dari pengalaman PON 2008, Tri Candra Arka mengatakan ada empat atlet tarung derajat kala itu sukses memberikan prestasi bagi Bali. Kebetulan, saat itu program pemerintah pusat menekankan bahwa olahragawan yang berprestasi di kancah Asian Games, SEA Games dan PON diberikan jatah PNS di masing-masing daerah. “Waktu itu satu orang diangkat PNS tahun 2009 dan tiga lainnya tahun 2010. Kalau misalnya saat ini tidak ada program seperti itu, besar harapan kami Pemerintah Provinsi Bali yang memberikan mereka kebijakan. Minimal pegawai kontrak saja dulu,”  harap pria yang akrab disapa Gung Cok ini.

Baca Juga :  Atasi Palembang BSB, Samator Raih Kemenangan Perdana

“Kami juga di pengurus tidak akan tinggal diam untuk memperjuangkan mereka para atlet, termasuk pelatih juga,” sambungnya.

Gung Cok menuturkan, banyak yang menghubunginya soal bagaimana masa depan mereka setelah tak aktif lagi menjadi atlet. “Kasihan mereka yang sudah berkorban waktu demi PON ini. Atlet kami di tarung derajat dan cricket mayoritas sekarang masih menyelesaikan kuliah dan ada yang tidak bekerja juga,” serunya.


DENPASAR, BALI EXPRESS – Perjuangan para atlet PON Bali di PON XX Papua lalu sudah selayaknya mendapat apresiasi setinggi-tingginya. Semua dikorbankan, dari waktu, pendidikan, pekerjaan maupun keluarga mereka. Dengan prestasi yang yang diraih, terutama medali emas mampu mengangkat derajat olahraga Bali di mata nasional.

Salah satu tokoh olahraga Bali, AA Bagus Tri Candra Arka yang saat ini mengurus dua cabang olahraga (cabor), yakni tarung derajat dan cricket berharap pemerintah daerah bisa memberikan lebih kepada para atlet. Bukan di dua cabor itu saja, melainkan seluruh cabor yang atletnya meraih prestasi di PON lalu. “Saya harap euforia PON tak berhenti pada saat ucapan selamat dan pemberian bonus saja. Setelah itu tidak ada kelanjutan lagi. Kalau orang Bali bilang, abulan pitung dina (1 bulan 7 hari). Setelah itu, selesai tanpa ada kelanjutan lagi,” ungkap Tri Candra Arka, Selasa (2/11).

Baca Juga :  Raih 2 Medali, Tim Cricket PON Bali Dinilai Belum Memuaskan

Ia menegaskan, para atlet ini butuh yang lebih dari sekadar ucapan selamat dan bonus. Misalnya soal pekerjaan dan masa depannya. “Saat aktif menjadi atlet dan berprestasi, mereka disanjung. Setelah berhenti, mereka terlupakan,” katanya.

Berkaca dari pengalaman PON 2008, Tri Candra Arka mengatakan ada empat atlet tarung derajat kala itu sukses memberikan prestasi bagi Bali. Kebetulan, saat itu program pemerintah pusat menekankan bahwa olahragawan yang berprestasi di kancah Asian Games, SEA Games dan PON diberikan jatah PNS di masing-masing daerah. “Waktu itu satu orang diangkat PNS tahun 2009 dan tiga lainnya tahun 2010. Kalau misalnya saat ini tidak ada program seperti itu, besar harapan kami Pemerintah Provinsi Bali yang memberikan mereka kebijakan. Minimal pegawai kontrak saja dulu,”  harap pria yang akrab disapa Gung Cok ini.

Baca Juga :  Kirim Satu Atlet, Muay Thai Waspadai Papua

“Kami juga di pengurus tidak akan tinggal diam untuk memperjuangkan mereka para atlet, termasuk pelatih juga,” sambungnya.

Gung Cok menuturkan, banyak yang menghubunginya soal bagaimana masa depan mereka setelah tak aktif lagi menjadi atlet. “Kasihan mereka yang sudah berkorban waktu demi PON ini. Atlet kami di tarung derajat dan cricket mayoritas sekarang masih menyelesaikan kuliah dan ada yang tidak bekerja juga,” serunya.


Most Read

Artikel Terbaru