26.5 C
Denpasar
Tuesday, June 6, 2023

Cabor Taekwondo Kembali Dipertandingkan di Porsenijar 2020

DENPASAR, BALI EXPRESS – Plh Ketua Umum Taekwondo Indonesia (TI) Bali, Ketut Sugiartha, berhasil memperjuangkan cabang olahraga (cabor) taekwondo kembali dipertandingkan di Pekan Olahraga dan Seni Pelajar (Porsenijar) tahun 2020.

“Taekwondo akhirnya diputuskan kembali dipertandingkan di Porsenijar tahun 2020,” kata Sugiartha di Denpasar, Rabu (8/1).

Hal itu disampaikan usai mengikuti  rapat pembahasan cabor taekwondo yang nyaris tidak dipertandingkan dalam Porsenijar 2020. Keikutsertaan cabor taekwondo ini dibahas Dinas Pendidikan Pemuda Olahraga (Disdikpora) Provinsi Bali dengan TI, KONI yang difasilitasi Komisi IV DPRD Bali di Denpasar, Senin (6/1).

Keputusan ini tentu menjadi kabar gembira bagi para orang tua atlet, yang sebelumnya harap-harap cemas.

Ketua Komisi IV DPRD Bali, I Gusti Putu Budiarta mengatakan, rapat ini merupakan tindak lanjut dari pertemuan sebelumnya dengan pengurus TI Bali tentang pencoretan cabor taekwondo dari Porsenijar Bali.  “Pada intinya kami ingin cabor taekwondo dimasukkan kembali ke Porsenijar. Jangan karena persoalan internal, atlet yang menjadi korban,” ujarnya.

Politisi PDIP asal Pedungan Denpasar ini juga menegaskan, dewan tidak akan mau ikut larut dalam polemik kepengurusan TI Bali, tetapi tetap memberikan perhatian pada atlet yang mengutamakan pembinaan terhadap bibit atlet yang memiliki potensi dalam bidang olahraga.

Komisi IV hanya memastikan bagaimana seluruh pelajar ataupun bibit-bibit muda di Bali bisa ikut dalam setiap event olahraga yang diselenggarakan pemerintah, salah satunya Porsenijar. Budiarta juga menjamin kalau seluruh atlet muda yang berprestasi bisa tampil di Porsenijar.

Baca Juga :  Jalur Basah Tak Mau Ganti Ban dan Motor, Binder Juarai GP Austria 

Dalam kesempatan tersebut, Komisi IV DPRD Bali berpesan kepada pengurus olahraga, apabila ada persoalan, agar segera diselesaikan supaya tidak berimbas pada pembinaan atlet. “Kalau terjadi persoalan, DPRD Bali siap membantu mencarikan solusi. Jangan sampai mengorbankan atlet yang berprestasi hingga tidak bisa berlaga disetiap even olahraga,” harapnya.

Sementara itu, secara tegas Kepala Disdikpora Bali, IKN Boy Jayawibawa mengatakan, cabor taekwondo tetap dipertandingkan dalam Porsenijar Bali 2020. Menurutnya, Porsenijar masih dalam ranah pendidikan sehingga Disdikpora memiliki kewenangan, apalagi pelaksanaan Porsenijar berjenjang, mulai dari kabupaten/kota hingga ke provinsi.

“Ketika di kabupaten, mereka mewakili sekolah, bukan klub. Jadi mereka di bawah pengawasan guru sekolah. Kalau sampai klub masuk, salah besar. Sekarang masih ranahnya olahraga pendidikan,” tegas Boy seraya mengatakan, pihaknya telah melaporkan kebijakan itu kepada Gubernur Bali Wayan Koster.

Mengenai persoalan di tubuh Pengprov TI Bali, katanya, itu lain dimensi. ”Tapi yang kita tekankan adalah agar tidak mengorbankan anak-anak baik siswa ataupun pelajar. Pihaknya berharap, jangan sampai mengorbankan keinginan anak-anak yang memiliki potensi di bidang olahraga,  hanya karena kisruh internal.

“Kami memastikan cabor taekwondo yang dicoret keikutsertaannya, akan kembali dipertandingkan pada Porsenijar 2020,” tegas Boy seraya menjelaskan, jika sampai tidak dipertandingkan, maka akan berpengaruh pada jenjang selanjutnya, yakni di Popwil, Popnas dan yang lainnya, di mana para atlet tidak akan bisa bertanding hingga tiga tahun.

Baca Juga :  Kroasia Gagal Taklukkan Maroko

“Saya akan mengundang Dinas Olahraga Kabupaten/Kota untuk bersiap-siap melaksanakan Porsenijar 2020 yang rencanya berlangsung pada bulan Juni,” bebernya. Terkait surat pencoretan tersebut, pihaknya menduga, itu adalah “terapi shock” dari Plt Dispora, Made Rentin agar kekisruhan di TI Bali cepat terselesaikan.

Di sisi lain, Ketua KONI Bali Ketut Suwandi menyampaikan apresiasi atas keputusan yang diambil Disdikpora Bali. “Kami senang dengan arahan dan kebijakan Kadisdikpora mengembalikan taekwondo ke dalam Porsenijar,” katanya.

Suwandi juga mengaku, selama ini tidak pernah ikut campur dalam kekisruhan yang terjadi di kepengurusan taekwondo Bali. Karena, kata dia, itu bukan menjadi kewenangan KONI Bali. “Selama ini saya tidak banyak berbicara. Saya memilih diam,” akunya seraya mengatakan, pemerintah dan DPRD Bali adalah jantung dan napas KONI Bali.

Sementara itu, Ketua Harian Pengprov TI Bali, Made Muliasa menyampaikan terima kasih atas keputusan dalam rapat ini. “Terimakasih telah dikembalikannya taekwondo ke dalam Porsenijar. Putusan ini menjadikan semangat keolahragaan kami tumbuh kembali. Mari kita bina keolahragaan agar mampu meraih prestasi,” harapnya.


DENPASAR, BALI EXPRESS – Plh Ketua Umum Taekwondo Indonesia (TI) Bali, Ketut Sugiartha, berhasil memperjuangkan cabang olahraga (cabor) taekwondo kembali dipertandingkan di Pekan Olahraga dan Seni Pelajar (Porsenijar) tahun 2020.

“Taekwondo akhirnya diputuskan kembali dipertandingkan di Porsenijar tahun 2020,” kata Sugiartha di Denpasar, Rabu (8/1).

Hal itu disampaikan usai mengikuti  rapat pembahasan cabor taekwondo yang nyaris tidak dipertandingkan dalam Porsenijar 2020. Keikutsertaan cabor taekwondo ini dibahas Dinas Pendidikan Pemuda Olahraga (Disdikpora) Provinsi Bali dengan TI, KONI yang difasilitasi Komisi IV DPRD Bali di Denpasar, Senin (6/1).

Keputusan ini tentu menjadi kabar gembira bagi para orang tua atlet, yang sebelumnya harap-harap cemas.

Ketua Komisi IV DPRD Bali, I Gusti Putu Budiarta mengatakan, rapat ini merupakan tindak lanjut dari pertemuan sebelumnya dengan pengurus TI Bali tentang pencoretan cabor taekwondo dari Porsenijar Bali.  “Pada intinya kami ingin cabor taekwondo dimasukkan kembali ke Porsenijar. Jangan karena persoalan internal, atlet yang menjadi korban,” ujarnya.

Politisi PDIP asal Pedungan Denpasar ini juga menegaskan, dewan tidak akan mau ikut larut dalam polemik kepengurusan TI Bali, tetapi tetap memberikan perhatian pada atlet yang mengutamakan pembinaan terhadap bibit atlet yang memiliki potensi dalam bidang olahraga.

Komisi IV hanya memastikan bagaimana seluruh pelajar ataupun bibit-bibit muda di Bali bisa ikut dalam setiap event olahraga yang diselenggarakan pemerintah, salah satunya Porsenijar. Budiarta juga menjamin kalau seluruh atlet muda yang berprestasi bisa tampil di Porsenijar.

Baca Juga :  Frankfurt Berikan Bayern Muenchen Kekalahan Perdana   

Dalam kesempatan tersebut, Komisi IV DPRD Bali berpesan kepada pengurus olahraga, apabila ada persoalan, agar segera diselesaikan supaya tidak berimbas pada pembinaan atlet. “Kalau terjadi persoalan, DPRD Bali siap membantu mencarikan solusi. Jangan sampai mengorbankan atlet yang berprestasi hingga tidak bisa berlaga disetiap even olahraga,” harapnya.

Sementara itu, secara tegas Kepala Disdikpora Bali, IKN Boy Jayawibawa mengatakan, cabor taekwondo tetap dipertandingkan dalam Porsenijar Bali 2020. Menurutnya, Porsenijar masih dalam ranah pendidikan sehingga Disdikpora memiliki kewenangan, apalagi pelaksanaan Porsenijar berjenjang, mulai dari kabupaten/kota hingga ke provinsi.

“Ketika di kabupaten, mereka mewakili sekolah, bukan klub. Jadi mereka di bawah pengawasan guru sekolah. Kalau sampai klub masuk, salah besar. Sekarang masih ranahnya olahraga pendidikan,” tegas Boy seraya mengatakan, pihaknya telah melaporkan kebijakan itu kepada Gubernur Bali Wayan Koster.

Mengenai persoalan di tubuh Pengprov TI Bali, katanya, itu lain dimensi. ”Tapi yang kita tekankan adalah agar tidak mengorbankan anak-anak baik siswa ataupun pelajar. Pihaknya berharap, jangan sampai mengorbankan keinginan anak-anak yang memiliki potensi di bidang olahraga,  hanya karena kisruh internal.

“Kami memastikan cabor taekwondo yang dicoret keikutsertaannya, akan kembali dipertandingkan pada Porsenijar 2020,” tegas Boy seraya menjelaskan, jika sampai tidak dipertandingkan, maka akan berpengaruh pada jenjang selanjutnya, yakni di Popwil, Popnas dan yang lainnya, di mana para atlet tidak akan bisa bertanding hingga tiga tahun.

Baca Juga :  Raih Juara Dunia BWF, Loh Kean Yew Ukir Sejarah untuk Singapura

“Saya akan mengundang Dinas Olahraga Kabupaten/Kota untuk bersiap-siap melaksanakan Porsenijar 2020 yang rencanya berlangsung pada bulan Juni,” bebernya. Terkait surat pencoretan tersebut, pihaknya menduga, itu adalah “terapi shock” dari Plt Dispora, Made Rentin agar kekisruhan di TI Bali cepat terselesaikan.

Di sisi lain, Ketua KONI Bali Ketut Suwandi menyampaikan apresiasi atas keputusan yang diambil Disdikpora Bali. “Kami senang dengan arahan dan kebijakan Kadisdikpora mengembalikan taekwondo ke dalam Porsenijar,” katanya.

Suwandi juga mengaku, selama ini tidak pernah ikut campur dalam kekisruhan yang terjadi di kepengurusan taekwondo Bali. Karena, kata dia, itu bukan menjadi kewenangan KONI Bali. “Selama ini saya tidak banyak berbicara. Saya memilih diam,” akunya seraya mengatakan, pemerintah dan DPRD Bali adalah jantung dan napas KONI Bali.

Sementara itu, Ketua Harian Pengprov TI Bali, Made Muliasa menyampaikan terima kasih atas keputusan dalam rapat ini. “Terimakasih telah dikembalikannya taekwondo ke dalam Porsenijar. Putusan ini menjadikan semangat keolahragaan kami tumbuh kembali. Mari kita bina keolahragaan agar mampu meraih prestasi,” harapnya.


Most Read

Artikel Terbaru