28.7 C
Denpasar
Thursday, June 8, 2023

Bulutangkis Harusnya Sudah Masuk Persiapan Khusus

DENPASAR, BALI EXPRESS – Tim bulutangkis PON Bali nampaknya merasakan hal yang sama dengan cabor lainnya dalam masa Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat ini. 

Banyaknya fasilitas olahraga yang ditutup sementara, membuat latihan pebulutangkis Pekan Olahraga Nasional (PON) Bali menjadi tersendat. Jika tidak diberlakukannya PPKM Darurat saat ini, harusnya para atlet sudah memasuki persiapan khusus.

Manajer Tim Bulutangkis PON Bali, I Gusti Bagus Arya Candra Palasara saat dikonfirmasi Jumat (16/7) mengatakan, seharusnya saat ini para atlet melahap porsi latihan yang lebih banyak dari sebelumnya. 

“Dalam persiapan khusus itu, pelatih memberikan program latihan sehari dua kali dan seminggu 10 kali. Harusnya seperti itu. Karena ada PPKM Darurat, mau tidak mau atlet berlatih secara sendiri-sendiri sekarang,” ujar Arya Candra Palasara.

Meski begitu, pihaknya masih bisa sedikit bernapas lega karena ada sebagian atlet yang melakukan latihan bersama, namun hanya segelintir saja dan tidak semua bisa mengikuti. 

Salah satu lokasi yang dipergunakan latihan bersama itu di GOR Pranita Denpasar. “GOR itu milik pribadi, milik bapak Ketua Umum kami Pak Wayan Winurjaya. Dan tidak disewakan untuk umum sementara ini. Jadi, yang memakai hanya atlet PON Bali saja. Itupun 4-5 atlet saja yang berdomisili di Denpasar dengan prokes yang ketat setiap latihan. Kalau di luar Denpasar, ya latihan secara mandiri di rumah masing-masing,” sebut pria yang akrab disapa Tu Gus ini.

Baca Juga :  Jonatan Bertemu Lawan Tangguh Momota di Perempat Final 

 Efektifkah latihan seperti itu? “Sebenarnya jauh dari kata efektif. Bulutangkis itu olahraga keterampilan dan harus diawasi oleh pelatih. Belum lagi chemistry antar pemain di kategori ganda dan beregu yang harus di bangun. Tidak latihan selama dua hari saja, performa bisa turun,” bebernya.

Dengan kondisi seperti itu, pihak Pengprov Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PBSI) Bali, dan juga manajer tim berharap para pelatih bisa memantau perkembangan latihan atlet, meskipun dalam kondisi tidak ideal. 

Paling tidak, performa pemain tidak merosot jauh karena kurangnya intensitas latihan secara bersama-sama saat ini. “Selain memantau latihan, kami juga mengimbau kepada atlet agar tidak bepergian sementara ini, untuk menghindari pemain terpapar Covid-19. PON sudah dekat, jadi harus disiplin menjaga pola hidup sehat dan imun tubuh agar tetap fit. Kalau pun misalnya akses latihan bisa dijangkau, harus memilih tempat yang memang ada jaminan jika tempat itu tidak dipakai secara umum,” tegas pria yang juga menjabat sebagai Sekretaris Umum Pengprov PBSI Bali ini.

Baca Juga :  Panjat Tebing Bali Pertimbangkan Ikut Walikota Cup di Jambi

Tak dipungkiri pihaknya, keluhan dari atlet juga banyak diterima oleh pengurus. Kata Tu Gus, atlet mengaku was-was untuk meninggalkan rumah karena khawatir terpapar Covid-19. Sedangkan, jika hanya berdiam diri di rumah, latihannya tidak efektif. Belum lagi, terkendala soal penyekatan di beberapa wilayah di Bali yang membuat akses menuju tempat latihan menjadi terganggu. “Serba salah. Tapi mau bagaimana lagi, kami mengikuti instruksi dari pemerintah,” tandasnya.


DENPASAR, BALI EXPRESS – Tim bulutangkis PON Bali nampaknya merasakan hal yang sama dengan cabor lainnya dalam masa Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat ini. 

Banyaknya fasilitas olahraga yang ditutup sementara, membuat latihan pebulutangkis Pekan Olahraga Nasional (PON) Bali menjadi tersendat. Jika tidak diberlakukannya PPKM Darurat saat ini, harusnya para atlet sudah memasuki persiapan khusus.

Manajer Tim Bulutangkis PON Bali, I Gusti Bagus Arya Candra Palasara saat dikonfirmasi Jumat (16/7) mengatakan, seharusnya saat ini para atlet melahap porsi latihan yang lebih banyak dari sebelumnya. 

“Dalam persiapan khusus itu, pelatih memberikan program latihan sehari dua kali dan seminggu 10 kali. Harusnya seperti itu. Karena ada PPKM Darurat, mau tidak mau atlet berlatih secara sendiri-sendiri sekarang,” ujar Arya Candra Palasara.

Meski begitu, pihaknya masih bisa sedikit bernapas lega karena ada sebagian atlet yang melakukan latihan bersama, namun hanya segelintir saja dan tidak semua bisa mengikuti. 

Salah satu lokasi yang dipergunakan latihan bersama itu di GOR Pranita Denpasar. “GOR itu milik pribadi, milik bapak Ketua Umum kami Pak Wayan Winurjaya. Dan tidak disewakan untuk umum sementara ini. Jadi, yang memakai hanya atlet PON Bali saja. Itupun 4-5 atlet saja yang berdomisili di Denpasar dengan prokes yang ketat setiap latihan. Kalau di luar Denpasar, ya latihan secara mandiri di rumah masing-masing,” sebut pria yang akrab disapa Tu Gus ini.

Baca Juga :  Rasakan Sensasi, Warga Antusias Nonton Balap IATC di Mandalika 

 Efektifkah latihan seperti itu? “Sebenarnya jauh dari kata efektif. Bulutangkis itu olahraga keterampilan dan harus diawasi oleh pelatih. Belum lagi chemistry antar pemain di kategori ganda dan beregu yang harus di bangun. Tidak latihan selama dua hari saja, performa bisa turun,” bebernya.

Dengan kondisi seperti itu, pihak Pengprov Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PBSI) Bali, dan juga manajer tim berharap para pelatih bisa memantau perkembangan latihan atlet, meskipun dalam kondisi tidak ideal. 

Paling tidak, performa pemain tidak merosot jauh karena kurangnya intensitas latihan secara bersama-sama saat ini. “Selain memantau latihan, kami juga mengimbau kepada atlet agar tidak bepergian sementara ini, untuk menghindari pemain terpapar Covid-19. PON sudah dekat, jadi harus disiplin menjaga pola hidup sehat dan imun tubuh agar tetap fit. Kalau pun misalnya akses latihan bisa dijangkau, harus memilih tempat yang memang ada jaminan jika tempat itu tidak dipakai secara umum,” tegas pria yang juga menjabat sebagai Sekretaris Umum Pengprov PBSI Bali ini.

Baca Juga :  Jelang Bali United Jamu Dewa United, Teco Paham Karakter Nil Maizar

Tak dipungkiri pihaknya, keluhan dari atlet juga banyak diterima oleh pengurus. Kata Tu Gus, atlet mengaku was-was untuk meninggalkan rumah karena khawatir terpapar Covid-19. Sedangkan, jika hanya berdiam diri di rumah, latihannya tidak efektif. Belum lagi, terkendala soal penyekatan di beberapa wilayah di Bali yang membuat akses menuju tempat latihan menjadi terganggu. “Serba salah. Tapi mau bagaimana lagi, kami mengikuti instruksi dari pemerintah,” tandasnya.


Most Read

Artikel Terbaru