TABANAN, BALI EXPRESS — Semenjak Tabanan menjadi tuan rumah Porprov Bali 2019, kawasan GOR Debes, mulai dipermak. Bahkan salah satu GOR standar nasional berdiri megah. Kini mulai ramai dikunjungi masyarakat, termasuk banyaknya lapak pedagang.
Dengan ramainya kawasan GOR Debes, tentu berdampak dengan meningkatnya perekonomian. Hanya saja dalam pengelolaannya belum maksimal termasuk pemanfaatan fasilitas olahraga yang bisa menjadi salah satu penyumbang pendapatan daerah bagi Kabupaten Tabanan.
Oleh karena itu, KONI Tabanan melakukan studi banding ke GOR Tri Lomba Juang yang berada di Kota Semarang, Jawa Tengah. Di sana pengelolaan aset daerahnya cukup besar sebagai penyumbang pendapatan.
“GOR Tri Lomba Juang ini hampir sama dengan kawasan GOR Debes. Berada di jalan protokol, dan di tengah-tengah kota. Kami lakukan studi banding ini berdasarkan cerita pengurus cabor Tabanan yang sering ikut kejuaraan di GOR ini,” beber Ketua Umum KONI Tabanan, I Made Nurbawa saat dikonfirmasi Rabu (24/5).
Kata Nurbawa, urusan tempat, biaya, dan segala macamnya itu diserahkan kepada Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) sebagai eksekutor sesuai Peraturan Wali Kota Semarang. Di sana dibuat program serta tarif penyewaan. “Jadi sangat dibedakan betul kegiatan nonolahraga dan olahraga. Bahkan pemanfaatan fasilitas olahraga ini menjadi salah satu penyumbang terbesar UPTD Kota Semarang,” paparnya.
Pihaknya berharap dengan studi banding ini ke depannya diterapkan di Tabanan. Namun permasalahan yang timbul yaitu terkendala pengelolaan aset kepemilikan. Pasalnya tanah kawasan GOR Debes masih menjadi aset Provinsi Bali.
“Kami berharap pemangku kebijakan bisa mensuport keberadaan GOR Debes ini. Meski KONI tugasnya untuk melakukan pembinaan keolahragaan, namun hal lain bisa dimaksimalkan yakni salah satunya pemanfaatan fasilitas olahraga ini,” tandas Nurbawa.
Reporter: I Dewa Made Krisna Pradipta
TABANAN, BALI EXPRESS — Semenjak Tabanan menjadi tuan rumah Porprov Bali 2019, kawasan GOR Debes, mulai dipermak. Bahkan salah satu GOR standar nasional berdiri megah. Kini mulai ramai dikunjungi masyarakat, termasuk banyaknya lapak pedagang.
Dengan ramainya kawasan GOR Debes, tentu berdampak dengan meningkatnya perekonomian. Hanya saja dalam pengelolaannya belum maksimal termasuk pemanfaatan fasilitas olahraga yang bisa menjadi salah satu penyumbang pendapatan daerah bagi Kabupaten Tabanan.
Oleh karena itu, KONI Tabanan melakukan studi banding ke GOR Tri Lomba Juang yang berada di Kota Semarang, Jawa Tengah. Di sana pengelolaan aset daerahnya cukup besar sebagai penyumbang pendapatan.
“GOR Tri Lomba Juang ini hampir sama dengan kawasan GOR Debes. Berada di jalan protokol, dan di tengah-tengah kota. Kami lakukan studi banding ini berdasarkan cerita pengurus cabor Tabanan yang sering ikut kejuaraan di GOR ini,” beber Ketua Umum KONI Tabanan, I Made Nurbawa saat dikonfirmasi Rabu (24/5).
Kata Nurbawa, urusan tempat, biaya, dan segala macamnya itu diserahkan kepada Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) sebagai eksekutor sesuai Peraturan Wali Kota Semarang. Di sana dibuat program serta tarif penyewaan. “Jadi sangat dibedakan betul kegiatan nonolahraga dan olahraga. Bahkan pemanfaatan fasilitas olahraga ini menjadi salah satu penyumbang terbesar UPTD Kota Semarang,” paparnya.
Pihaknya berharap dengan studi banding ini ke depannya diterapkan di Tabanan. Namun permasalahan yang timbul yaitu terkendala pengelolaan aset kepemilikan. Pasalnya tanah kawasan GOR Debes masih menjadi aset Provinsi Bali.
“Kami berharap pemangku kebijakan bisa mensuport keberadaan GOR Debes ini. Meski KONI tugasnya untuk melakukan pembinaan keolahragaan, namun hal lain bisa dimaksimalkan yakni salah satunya pemanfaatan fasilitas olahraga ini,” tandas Nurbawa.
Reporter: I Dewa Made Krisna Pradipta