KIEV, BALI EXPRESS - Rusia menembakkan dua peluru kendali ke Ibu Kota Kiev pada Kamis (28/4) ketika Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres sedang berkunjung di Ukraina, kata beberapa pejabat Ukraina.
KIEV/LVIV, BALI EXPRESS - Tentara Ukraina yang masih bertahan di kota pelabuhan Mariupol tampaknya mengabaikan ultimatum Rusia untuk menyerah pada Minggu (17/4).
BERLIN, BALI EXPRESS - Jerman harus mulai menghemat energi sekarang agar lebih mandiri dari ketergantungan bahan bakar fosil Rusia. Hal itu disampaikan Menteri Ekonomi Robert Habeck.
Konflik Rusia-Ukraina yang berlangsung lebih 1,5 bulan tak hanya memicu krisis energi (minyak, gas, dan batu bara), tetapi juga memantik kenaikan harga-harga pangan, terutama gandum, minyak goreng, dan turunannya.
MOSKOW, BALI EXPRESS - Rusia akan melakukan segala upayanya untuk memastikan krediturnya menerima uang mereka, Menteri Keuangan Anton Siluanov mengatakan pada Kamis (7/4), sehari setelah negara itu mendekati potensi gagal bayar atau default pada utang internasionalnya.
LONDON, BALI EXPRESS - Rusia mengaku menggunakan rudal Kinzhal hipersonik untuk menghancurkan gudang besar senjata di wilayah Ivano-Frankivsk barat di Ukraina, Sabtu (19/3).
VILNIUS, BALI EXPRESS - Latvia, Estonia dan Lithuania kompak mengusir total 10 diplomat Rusia. Hal itu disampaikan kementerian luar negeri ketiga negara Baltik tersebut pada Jumat (18/3).
LVIV, BALI EXPRESS - Saat Ukraina berduka atas para korban tewas, sejumlah kereta bayi kosong pada Jumat (18/3) berjejer di alun-alun pusat kota Lviv untuk memperingati anak-anak yang tewas dalam invasi Rusia di negara tersebut.
AMSTERDAM, BALI EXPRESS - Belanda akan memasok 200 roket pertahanan udara ke Ukraina secepat mungkin. Demikian diumumkan oleh Pemerintah Belanda dalam sebuah surat kepada parlemen, Sabtu (26/2).
MOSKOW, BALI EXPRESS - Rusia sebenarnya tak membutuhkan hubungan diplomatik dengan Barat setelah Barat menjatuhkan sanksi pada Moskow atas apa yang disebutnya operasi militer Rusia di Ukraina. Hal itu disampaikan mantan presiden dan pejabat tinggi keamanan Dmitry Medvedev pada Sabtu (26/2).