BADUNG, BALI EXPRESS – Wisatawan asal Rusia dan Ukraina sudah banyak yang datang ke Bali. Hal ini dilakukan untuk menghindari perang dan wajib militer di negaranya.
Meski mendapatkan angin segar akibat meningkatknya kunjungan wisatawan, Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Badung tetap mengingatkan pemerintah untuk lebih waspada.
Hal ini diianggap penting, lantaran disinyalir adanya komunitas-komunitas WNA Rusia yang telah terbentuk. Terlebih hal ini dapat berdampak pada warga lokal Bali. Utamanya dapat mengambil alih lapangan pekerjaan maupun lahan menjadi lebib banyak dikuasai.
Ketua PHRI Badung I Gusti Agung Rai Suryawijaya menyebutkan, ada beberapa alasan warga Rusia memilih datang ke Bali, salah satunya menghindari konflik. Terlebih telah terjadi perang selama setahun terakhir.
Selain itu, warga Rusia juga menghindari wajib militer yang diterapkan sejak usia 18 tahun. “Jadi untuk menghindari itu semua mereka lebih memilih diam di luar negaranya, seperti di Bali,” ujar pria yang akrab disapa Agung Ray, Minggu (12/3)
Menurutnya, kunjungan wisatawan di dua negara tersebut telah mencapai puluhan ribu. Bahkan kedatangan wisatawan asing melalui Bandara I Gusti Ngurah Rai mencapai 13 ribu per hari. Hanya saja pihaknya meminta harus terus waspada dan hati-hati.
“Kita harus hati-hati karena ada komunitas-komunitas yang di bangun kelompok-kelompok (WN) Rusia. Sehingga kita tetap harus melakukan pengawasan dan mewaspadainya,” tegasnya.
Ia menyadari perkembangan pariwisata akan tetap membawa dampak positif dan negatif. Dampak negatifnya seperti banyaknya pelanggaran yang dilakukan WNA.
Wakil Ketua PHRI Bali ini pun berharap, pemerintah dapat melakukan pengawasan terhadap orang asing. Sehingga tidak terjadi hal-hal yang diinginkan. Ia berharap tidak ada yang membiarkan WNA berulah dan membahayakan warga lokal. “Sekarang penataan pariwisata, kita harus tegas. Dan tentunya harus dapat menilai wisatawan,” jelasnya.